Para petani di Desa Wawaran, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) mengeluhkan tidak bisa memanfaatkan lahan pertanian mereka, karena genangan luapan air sungai yang cukup lama dan tumpukan sampah.
Petani setempat, Salehuddin, di Wawaran, Rabu (8/6), mengatakan meluapnya air sungai terjadi ketika hujan, dan menggenangi lahan pertanian mereka dalam kurun waktu lama, bahkan sudah sekitar 10 tahun tidak bisa melakukan aktifitas pertanian.
"Sampah menumpuk datang dari daerah hilir, rerumputan yang tinggi hingga terjadi pendangkalan maka apabila hujan maka akan meluap dan menggenangi lahan pertanian kami," katanya, dalam keterangan.
Baca juga: Hewan kurban HSS diproyeksi aman dan cukup dengan jumlah 542 ekor
Dijelaskan dia, dampak genangan air tentunya mengakibatkan para petani tidak dapat memanfaatkan lahannya secara produktif, padahal dahulu biasanya mereka dapat bercocok tahan di lahan tersebut tiga kali dalam setahun.
Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, khususnya dari instansi terkait untuk menangani persoalan tersebut, agar alur air sungai dapat teratur seperti dulu.
Sampah-sampah yang menumpuk di sepanjang alur sungai dapat dibersihkan, serta pengerukan di sungai dapat dilakukan untuk mengatasi pendangkalan dan genangan bisa diatasi.
Baca juga: Bupati HSS : Temu teknis penyuluh untuk tingkatkan kualitas pelayanan petani
"Ini harapan kami yang juga mewakili para petani di Desa Wawaran, dan sementara ini banyak warga kami yang terpaksa pindah profesi. Utamanya para ibu-ibu yang mencari nafkah sebagai buruh pembibitan tanaman sayur-sayuran," katanya.
Diketahui Desa Wawaran berada di kawasan rawa di Kecamatan Angkinang yang berbatasan dengan Kecamatan Kandangan, di desa ini terdapat sungai yang mengalir dari hulunya di Kecamatan Telaga Langsat, Taniran Kubah dan kemudian di Wawaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Petani setempat, Salehuddin, di Wawaran, Rabu (8/6), mengatakan meluapnya air sungai terjadi ketika hujan, dan menggenangi lahan pertanian mereka dalam kurun waktu lama, bahkan sudah sekitar 10 tahun tidak bisa melakukan aktifitas pertanian.
"Sampah menumpuk datang dari daerah hilir, rerumputan yang tinggi hingga terjadi pendangkalan maka apabila hujan maka akan meluap dan menggenangi lahan pertanian kami," katanya, dalam keterangan.
Baca juga: Hewan kurban HSS diproyeksi aman dan cukup dengan jumlah 542 ekor
Dijelaskan dia, dampak genangan air tentunya mengakibatkan para petani tidak dapat memanfaatkan lahannya secara produktif, padahal dahulu biasanya mereka dapat bercocok tahan di lahan tersebut tiga kali dalam setahun.
Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, khususnya dari instansi terkait untuk menangani persoalan tersebut, agar alur air sungai dapat teratur seperti dulu.
Sampah-sampah yang menumpuk di sepanjang alur sungai dapat dibersihkan, serta pengerukan di sungai dapat dilakukan untuk mengatasi pendangkalan dan genangan bisa diatasi.
Baca juga: Bupati HSS : Temu teknis penyuluh untuk tingkatkan kualitas pelayanan petani
"Ini harapan kami yang juga mewakili para petani di Desa Wawaran, dan sementara ini banyak warga kami yang terpaksa pindah profesi. Utamanya para ibu-ibu yang mencari nafkah sebagai buruh pembibitan tanaman sayur-sayuran," katanya.
Diketahui Desa Wawaran berada di kawasan rawa di Kecamatan Angkinang yang berbatasan dengan Kecamatan Kandangan, di desa ini terdapat sungai yang mengalir dari hulunya di Kecamatan Telaga Langsat, Taniran Kubah dan kemudian di Wawaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022