Tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari Kartini bagi bangsa Indonesia, hal ini berdasarkan SK Presiden RI No 108 Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno yang peringatannya dimaknai beragam, khususnya kaum perempuan.
Formatur Ketua Umum Badko Korps HMI-Wati (Kohati) Kalselteng Siti Fatimah pada Jum'at (22/4) menyebut, kartini menjadi sosok panutan bagi para perempuan di Indonesia karena peranannya dalam memperjuangkan harkat dan martabat wanita.
Menurutnya, ragam bentuk peringatan Hari Kartini hadir dalam membersamai bentuk apresiasi kepada Tokoh Perempuan Indonesia yang menginspirasi lewat gagasan dan bukunya yang kita kenal berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
"Dengan pemikiran-pemikirannya, Kartini mampu mendobrak kungkungan adat yang membatasi gerak kemerdekaan kaum perempuan, bahwa perempuan bukanlah kaum yang terpisah dari lingkungannya, melainkan terkait sebagai pribadi dan ikut serta dalam membangun kemajuan bangsa," kata aktivis perempuan warga Hulu Sungai Tengah tersebut.
Dalam hal ini diterangkannya, secara khusus Kartini menggelorakan urgensi pendidikan modern bagi perempuan sebagai Ibu Bangsa di masa mendatang dan perlunya sebuah bentuk emansipasi perempuan dalam jebakan dan tradisi patriarki.
Di era sekarang dikatakannya, perempuan sudah dapat mengenyam pendidikan tinggi namun hal miris terjadi pada realitas perempuan-perempuan di pedesaan, tradisi menikah muda masih menjadi bagian yang perlu diperhatikan.
"Yang saya garis bawahi disini adalah bukan perkara nikah mudanya, tetapi perkara kekangan tradisi di mana perempuan belum sempat mendapatkan hak-haknya sebagai insan akademis dan belum siap menjalankan tugasnya di setiap penambahan serta pergantian perannya," kata Fatimah.
Berbicara perempuan dan dalam kajian-kajian perempuan hal yang sering saya tanyakan adalah siapa perempuan bagi laki-laki, dan siapa laki-laki bagi perempuan?
Jawaban dari pertanyaan di atas dijelaskannya akan mengerucut pada konsep kesalingan, keterkaitan antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dikatakan sebatas perempuan tidak memiliki eksistensi independen atas dirinya sendiri.
Tetapi perihal perempuan dan hal-hal yang belum selesai, karena sering kali kita dapati perempuan lebih mudah dipengaruhi dengan memperbaiki Outfit Of The Day (OOTD) atau penampilannya dibanding dengan jalan pikirannya sendiri.
"Momentum Hari Kartini bukan hanya sebagai upaya memperluas jangkauan publik tentang sosoknya yang menginspirasi, tetapi lebih dari itu yakni sebagai upaya revitalisasi dan optimalisasi peran perempuan untuk dapat mengupgrade diri, bangkit, produktif serta dapat berkontribusi dalam memperjuangkan dan meneruskan mimpi Kartini.
Sehingga, harapannya dengan spirit Kartini dan dengan dinamika perempuan yang hadir kita mampu membawa harapan serta tujuan kemajuan bangsa dengan sudut pandang baru dan langkah-langkah strategis yang menghiasinya," ujar Dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Formatur Ketua Umum Badko Korps HMI-Wati (Kohati) Kalselteng Siti Fatimah pada Jum'at (22/4) menyebut, kartini menjadi sosok panutan bagi para perempuan di Indonesia karena peranannya dalam memperjuangkan harkat dan martabat wanita.
Menurutnya, ragam bentuk peringatan Hari Kartini hadir dalam membersamai bentuk apresiasi kepada Tokoh Perempuan Indonesia yang menginspirasi lewat gagasan dan bukunya yang kita kenal berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
"Dengan pemikiran-pemikirannya, Kartini mampu mendobrak kungkungan adat yang membatasi gerak kemerdekaan kaum perempuan, bahwa perempuan bukanlah kaum yang terpisah dari lingkungannya, melainkan terkait sebagai pribadi dan ikut serta dalam membangun kemajuan bangsa," kata aktivis perempuan warga Hulu Sungai Tengah tersebut.
Dalam hal ini diterangkannya, secara khusus Kartini menggelorakan urgensi pendidikan modern bagi perempuan sebagai Ibu Bangsa di masa mendatang dan perlunya sebuah bentuk emansipasi perempuan dalam jebakan dan tradisi patriarki.
Di era sekarang dikatakannya, perempuan sudah dapat mengenyam pendidikan tinggi namun hal miris terjadi pada realitas perempuan-perempuan di pedesaan, tradisi menikah muda masih menjadi bagian yang perlu diperhatikan.
"Yang saya garis bawahi disini adalah bukan perkara nikah mudanya, tetapi perkara kekangan tradisi di mana perempuan belum sempat mendapatkan hak-haknya sebagai insan akademis dan belum siap menjalankan tugasnya di setiap penambahan serta pergantian perannya," kata Fatimah.
Berbicara perempuan dan dalam kajian-kajian perempuan hal yang sering saya tanyakan adalah siapa perempuan bagi laki-laki, dan siapa laki-laki bagi perempuan?
Jawaban dari pertanyaan di atas dijelaskannya akan mengerucut pada konsep kesalingan, keterkaitan antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dikatakan sebatas perempuan tidak memiliki eksistensi independen atas dirinya sendiri.
Tetapi perihal perempuan dan hal-hal yang belum selesai, karena sering kali kita dapati perempuan lebih mudah dipengaruhi dengan memperbaiki Outfit Of The Day (OOTD) atau penampilannya dibanding dengan jalan pikirannya sendiri.
"Momentum Hari Kartini bukan hanya sebagai upaya memperluas jangkauan publik tentang sosoknya yang menginspirasi, tetapi lebih dari itu yakni sebagai upaya revitalisasi dan optimalisasi peran perempuan untuk dapat mengupgrade diri, bangkit, produktif serta dapat berkontribusi dalam memperjuangkan dan meneruskan mimpi Kartini.
Sehingga, harapannya dengan spirit Kartini dan dengan dinamika perempuan yang hadir kita mampu membawa harapan serta tujuan kemajuan bangsa dengan sudut pandang baru dan langkah-langkah strategis yang menghiasinya," ujar Dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022