Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara   melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan meningkatkan status bencana banjir di wilayahnya dari status siaga menjadi agar Tanggap Darurat Banjir.

Melalui rapat koordinasi lintas sektor di Posko Siaga BPBD Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Kawasan Siring Itik Kota Amuntai, Kamis (2/12) status banjir di HSU disetujui untuk ditingkatkan menjadi status tanggap darurat. 

"Tinggal menunggu tanda tangan SK Tanggap Darurat Banjir HSU dari Plt Bupati HSU H Husairi Abdi, kemungkinan hari ini SK, sudah ditandatangani beliau," ujar Kepala BPBD HSU Sugeng Riyadi di Amuntai, Jum'at.

Rapat penentuan status bencana banjir di HSU ini, diikuti Kepala BPBD HSU Sugeng Riyadi, pihak perwakilan Polres HSU, Kodim HSU, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan unsur Forkopimda HSU. 
 
Rapat koordinasi lintas sektor di Posko Siaga BPBD Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Kawasan Siring Itik Kota Amuntai dalam rangka peningkatan status banjir di HSU menjadi status tanggap darurat, Kamis (2/12). (ANTARA/Eddy A/Kominfo HSU)

Sugeng mengatakan, ditingkatkan status bencana banjir karena debit air Sungai Tabalong dan Balangan yang bermuara di Sungai Negara di Kota Amuntai Ibukota Kabupaten HSU terus mengalami peningkatan secara drastis pada tiga hari terakhir dan praktis sembilan kecamatan di HSU mulai dihadapkan dengan bencana banjir.

"Kondisi sekarang sudah sangat layak untuk meningkatkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat banjir," tegasnya.

Menurutnya, kondisi banjir sangat jauh berbeda kondisinya sebelumnya dimana intensitas air kian meningkat  Melalui rapat koordinasi kemaren juga dalam rangka mencari masukan dari tiap kecamatan terkait kondisi banjir dan masyarakat terdampak yang perlu segera mendapat bantuan.

Dari data yang masuk ke pos BPBD per satu Desember, sudah ada 5.096 rumah warga yang terendam dengan 20.027 jiwa yang terdampak di sembilan kecamatan.
 
Pelatihan pencegahan dan penanganan bencana oleh BPBD HSU untuk relawan dan masyarakat desa di GOR Karias untuk menciptakan kemandirian desa dalam mengatasi bencana alam, Kamis (2/12). (ANTARA/Eddy A/Kominfo HSU)

Sugeng menghimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama warga yang memiliki anak kecil untuk dijaga dengan baik dan lebih berhati-hati karena dua hari kemaren satu orang anak dilaporkan meninggal dunia di Kota Amuntai akibat tersetrum aliran listrik saat bermain digenangan banjir.

Pihak Kodim 1001 Amuntai-Balangan juga terjun ke sejumlah lokasi rawan banjir melalui anggota Babinsa  melakukan monitoring ke sejumlah perkampungan warga dan menyalurkan bantuan sembako bersama anggota relawan lainnya.

Beberapa ruas jalan terpaksa ditutup seperti ruas Jalan Ahmad Yani dipusat Kota Amuntai  guna mencegah warga, khususnya anak-anak  bermain air di kawasan tersebut.

BPBD juga melaksanakan Pelatihan Penanggulangan Bencana bagi relawan dari 214 desa dan empat guna menciptakan kemandirian desa dalam penanggulangan bencana.

Pelatihan tidak hanya dalam rangka mengantisipasi dan menangani bencana banjir yang saat ini tengah melanda Kabupaten HSU tapi juga bencana lain yang bisa terjadi seperti kebakaran, tanah longsor dan angin puting beliung.

"Semoga kedepannya nanti semua desa mempunyai kemandirian penanggulangan bencana baik dari sisi anggaran atau personil yang mempunyai pemahaman yang sama bahwa bencana merupakan persoalan bersama," terang Sugeng.

Para relawan dari tiap desa dilatih langsung oleh tim InDRA dan TRC, dikawasan GOR Karias Amuntai sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi banjir dan dampaknya dengan lebih cepat. 


 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021