Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengatakan sejak enam hari terakhir distribusi elpiji baik yang subsidi maupun nonsubsidi di Kalimantan Selatan terkendala kerusakan jalan Gubernur Syarkawi.
Ketua Hiswana Migas Kalsel Saibani di Banjarmasin, Minggu mengatakan, Jalan Gubernur Syarkawi merupakan jalur distribusi utama dari Depo LPG Pertamina di Kabupaten Barito Kuala ke beberapa Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) ke Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Banjarbaru, Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
'Sehingga terhambatnya jalur distribusi di Jalan Gubernur Syarkawi secara otomatis juga menghambat distribusi ke seluruh daerah tersebut," ujarnya.
Padahal, tambah dia, stok elpiji baik subsidi maupun nonsubsidi cukup berlimpah dan mampu mencukupi hingga 10 hari ke depan.
Saat ini, stok elpiji di Kalsel sebanyak 3.752 metrik ton lebih, sedangkan kebutuhan warga Kalsel terhadap elpiji, per harinya sekitar Rp400 metrik ton.
"Sehingga bila dibagi dari seluruh stok yang ada, masih akan mencukupi kebutuhan hingga 9-10 hari ke depan," katanya.
Saibani berharap, pemerintah provinsi dan pihak terkait lainnya bisa turun tangan membantu persoalan kesulitan distribusi elpiji tersebut, mengingat dua hari lagi sudah puasa Ramadhan.
Dikhawatirkan, bila kendala distribusi ini tidak segera mendapatkan perhatian, bisa menyebabkan terjadinya gejolak harga elpiji sehingga memicu inflasi.
Akibat jalan rusak, tambah dia, angkutan gas elpiji yang biasanya satu hari bisa bolak-balik mendistribusikan elpiji ke beberapa SPBE, kini dalam perjalanan bisa mencapai tiga hari.
"Kondisi ini, juga menyebabkan para sopir lelah di perjalanan," katanya.
Akibat kerusakan Jalan Gubernur Syarkawi, banyak mobil terperosok bahkan terguling, sehingga mengakibatkan kemacetan bertambah parah.
Sedangkan evakuasi terhadap mobil yang menghalangi jalan tersebut, juga cukup lambat, sehingga kondisi kemacetan semakin parah.
Mengatasi hal tersebut, sejak Minggu (11/4/2021), tambah dia, Pertamina secara mandiri menyewa kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut truk-truk bermuatan elpiji dari Depot Mini LPG Pertamina yang ada di sekitar Jembatan Barito.
Namun, upaya tersebut juga tidak bisa berjalan maksimal sebagaimana diharapkan, karena menggunakan LCT juga terkendala pasang surut air sungai.
"Saya sudah menyampaikan persoalan ini kepada Bapak Penjabat Gubernur Kalsel, tetapi hingga kini belum mendapatkan tanggapan," katanya.
Saibani berharap, bila jembatan Kayu Tangi lama dibuka, pihaknya akan mendapatkan prioritas untuk melintasinya, mengingat persoalan distribusi elpiji sangatlah penting.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ketua Hiswana Migas Kalsel Saibani di Banjarmasin, Minggu mengatakan, Jalan Gubernur Syarkawi merupakan jalur distribusi utama dari Depo LPG Pertamina di Kabupaten Barito Kuala ke beberapa Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) ke Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Banjarbaru, Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
'Sehingga terhambatnya jalur distribusi di Jalan Gubernur Syarkawi secara otomatis juga menghambat distribusi ke seluruh daerah tersebut," ujarnya.
Padahal, tambah dia, stok elpiji baik subsidi maupun nonsubsidi cukup berlimpah dan mampu mencukupi hingga 10 hari ke depan.
Saat ini, stok elpiji di Kalsel sebanyak 3.752 metrik ton lebih, sedangkan kebutuhan warga Kalsel terhadap elpiji, per harinya sekitar Rp400 metrik ton.
"Sehingga bila dibagi dari seluruh stok yang ada, masih akan mencukupi kebutuhan hingga 9-10 hari ke depan," katanya.
Saibani berharap, pemerintah provinsi dan pihak terkait lainnya bisa turun tangan membantu persoalan kesulitan distribusi elpiji tersebut, mengingat dua hari lagi sudah puasa Ramadhan.
Dikhawatirkan, bila kendala distribusi ini tidak segera mendapatkan perhatian, bisa menyebabkan terjadinya gejolak harga elpiji sehingga memicu inflasi.
Akibat jalan rusak, tambah dia, angkutan gas elpiji yang biasanya satu hari bisa bolak-balik mendistribusikan elpiji ke beberapa SPBE, kini dalam perjalanan bisa mencapai tiga hari.
"Kondisi ini, juga menyebabkan para sopir lelah di perjalanan," katanya.
Akibat kerusakan Jalan Gubernur Syarkawi, banyak mobil terperosok bahkan terguling, sehingga mengakibatkan kemacetan bertambah parah.
Sedangkan evakuasi terhadap mobil yang menghalangi jalan tersebut, juga cukup lambat, sehingga kondisi kemacetan semakin parah.
Mengatasi hal tersebut, sejak Minggu (11/4/2021), tambah dia, Pertamina secara mandiri menyewa kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) untuk mengangkut truk-truk bermuatan elpiji dari Depot Mini LPG Pertamina yang ada di sekitar Jembatan Barito.
Namun, upaya tersebut juga tidak bisa berjalan maksimal sebagaimana diharapkan, karena menggunakan LCT juga terkendala pasang surut air sungai.
"Saya sudah menyampaikan persoalan ini kepada Bapak Penjabat Gubernur Kalsel, tetapi hingga kini belum mendapatkan tanggapan," katanya.
Saibani berharap, bila jembatan Kayu Tangi lama dibuka, pihaknya akan mendapatkan prioritas untuk melintasinya, mengingat persoalan distribusi elpiji sangatlah penting.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021