Sejumlah rumah penduduk dan anakan padi di persawahan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) kini terendam.
Pewarta Antara Kalsel yang kembali dari daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut, Senin melaporkan, terendamnya rumah penduduk dan anakan padi pada persawahan itu karena luapan daerah aliran sungai (DAS) Riam Kiwa.
Luapan DAS Riam Kiwa (kiwa berasal dari bahasa Banjar = kiri) terjadi sejak pekan lalu hingga batas bibir sungai dan sempat turun tidak sampai melampaui tebing.
Tetapi karena beberapa hari terakhir guyuran hujan lebat kembali turun terutama di daerah hulu DAS Riam Kiwa atau kawasan Pegunungan Meratus, air sungai meluap lagi, bahkan hingga memasuki daratan.
Sebagai sebab akibat luapan DAS Riam Kiwa sejumlah rumah penduduk dan anakan padi terendam seperti terlihat di Bawahan Kecamatan Astambul serta Martapura, Kabupaten Banjar.
Warga masyarakat atau petani setempat berharap, dalam beberapa hari ke depan tidak lagi turun hujan lebat sehingga kedalaman air terus berkurang dan tidak lagi merendam anakan padi.
"Sebab kalau hujan lagi, apalagi lebat dipastikan luapan DAS Riam Kiwa kembali terjadi, bahkan rendaman/genangan air tambah dalam," tutur beberapa warga Astambul (55 kilometer utara Banjarmasin).
"Kemudian daripada itu, anakan padi kalau terendam 'talalu lawas' (terlalu lama) bisa mati. Akibatnya terpaksa harus menyamai kebali untuk membuat anakan padi," tutur mereka.
Kabupaten Banjar bukan saja sebagai sentra pertanian Kalsel, tetapi juga merupakan lumbung padi di provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Pewarta Antara Kalsel yang kembali dari daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut, Senin melaporkan, terendamnya rumah penduduk dan anakan padi pada persawahan itu karena luapan daerah aliran sungai (DAS) Riam Kiwa.
Luapan DAS Riam Kiwa (kiwa berasal dari bahasa Banjar = kiri) terjadi sejak pekan lalu hingga batas bibir sungai dan sempat turun tidak sampai melampaui tebing.
Tetapi karena beberapa hari terakhir guyuran hujan lebat kembali turun terutama di daerah hulu DAS Riam Kiwa atau kawasan Pegunungan Meratus, air sungai meluap lagi, bahkan hingga memasuki daratan.
Sebagai sebab akibat luapan DAS Riam Kiwa sejumlah rumah penduduk dan anakan padi terendam seperti terlihat di Bawahan Kecamatan Astambul serta Martapura, Kabupaten Banjar.
Warga masyarakat atau petani setempat berharap, dalam beberapa hari ke depan tidak lagi turun hujan lebat sehingga kedalaman air terus berkurang dan tidak lagi merendam anakan padi.
"Sebab kalau hujan lagi, apalagi lebat dipastikan luapan DAS Riam Kiwa kembali terjadi, bahkan rendaman/genangan air tambah dalam," tutur beberapa warga Astambul (55 kilometer utara Banjarmasin).
"Kemudian daripada itu, anakan padi kalau terendam 'talalu lawas' (terlalu lama) bisa mati. Akibatnya terpaksa harus menyamai kebali untuk membuat anakan padi," tutur mereka.
Kabupaten Banjar bukan saja sebagai sentra pertanian Kalsel, tetapi juga merupakan lumbung padi di provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020