Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Harga ikan air sungai di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, masih terbilang mahal jika dibandingkan dengan harga ayam maupun ikan laut.
Mahalnya ikan air sungai tersebut terlihat selama sepekan belakangan ini di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya, kata salah seorang ibu rumah tangga kota setempat, Hj Nurul (61 th).
Sebagai contoh harga "iwak haruan" (ikan gabus) yang besar/dengan ukuran satu kilogram/ekor, sejak pekan lalu hingga sekarang tetap Rp70.000/Kg, dan yang agak kecil setengah kilogram/ekor seharga Rp60.000/Kg.
"Apalagi iwak papuyu (sejenis ikan betok) yang merupakan primadona lauk bagi komunitas masyarakat Banjar, Kalsel harganya mencapai Rp100.000/Kg atau lebih kalau ukuran ikannya delapan ekor dalam satu kilogram," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut nenek dari dua cucu tersebut, banyak warga memilih beli ayam atau daging untuk lauk makan di rumah bersama keluarga daripada membeli ikan airt tawar yang harganya melabung tinggi.
Namun bagi mereka yang membutuhkan, seperti pengusaha rumah makan atau catring, mau tidak mau terpaksa membeli air tawar tersebut sebagai salah satu ciri kekhasan masakan Banjar, Kalsel, demikian Nurul.
Sementara Minah (35), salah seorang penjual ikan basah di Pasar Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel menyatakan, dirinya tak bisa membeli/menjual ikan air tawar tersebut terlalu banyak.
Pasalnya, selain sulit mendapatkan dengan jumlah banyak, juga harganya "larang banar" (mahal sekali), sehingga dikhawatirkan orang tak mau membeli, sebab masih ada pilihan untuk lauk pauk.
Sebab, lanjutnya, kalau orang berpikir secara ekonomi, mereka lebih baik membeli ayam atau daging sapi, karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga ikan air tawar/sungai.
"Misalnya harga ayam kampung cuma sekitar Rp40.000/Kg dan harga daging sapi perkilogram berkisar antara Rp100.000,00 - Rp105.000. Apalagi kalau ayam potong/ras lebih murah dari ayam kampung," demikian Minah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Mahalnya ikan air sungai tersebut terlihat selama sepekan belakangan ini di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya, kata salah seorang ibu rumah tangga kota setempat, Hj Nurul (61 th).
Sebagai contoh harga "iwak haruan" (ikan gabus) yang besar/dengan ukuran satu kilogram/ekor, sejak pekan lalu hingga sekarang tetap Rp70.000/Kg, dan yang agak kecil setengah kilogram/ekor seharga Rp60.000/Kg.
"Apalagi iwak papuyu (sejenis ikan betok) yang merupakan primadona lauk bagi komunitas masyarakat Banjar, Kalsel harganya mencapai Rp100.000/Kg atau lebih kalau ukuran ikannya delapan ekor dalam satu kilogram," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut nenek dari dua cucu tersebut, banyak warga memilih beli ayam atau daging untuk lauk makan di rumah bersama keluarga daripada membeli ikan airt tawar yang harganya melabung tinggi.
Namun bagi mereka yang membutuhkan, seperti pengusaha rumah makan atau catring, mau tidak mau terpaksa membeli air tawar tersebut sebagai salah satu ciri kekhasan masakan Banjar, Kalsel, demikian Nurul.
Sementara Minah (35), salah seorang penjual ikan basah di Pasar Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel menyatakan, dirinya tak bisa membeli/menjual ikan air tawar tersebut terlalu banyak.
Pasalnya, selain sulit mendapatkan dengan jumlah banyak, juga harganya "larang banar" (mahal sekali), sehingga dikhawatirkan orang tak mau membeli, sebab masih ada pilihan untuk lauk pauk.
Sebab, lanjutnya, kalau orang berpikir secara ekonomi, mereka lebih baik membeli ayam atau daging sapi, karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga ikan air tawar/sungai.
"Misalnya harga ayam kampung cuma sekitar Rp40.000/Kg dan harga daging sapi perkilogram berkisar antara Rp100.000,00 - Rp105.000. Apalagi kalau ayam potong/ras lebih murah dari ayam kampung," demikian Minah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014