Calon Wakil Bupati Tanah Bumbu, Muhammad Rusli, kembali menunjukkan rasa kepeduliannya kepada masyarakat yang kesusahan. Kali ini cawabup nomor urut 3 ini terlihat mengunjungi, sekaligus memberikan bantuan kepada 2 warga desa Wonorejo RT10 Kecamatan Satui, yang mengalami sakit stroke bertahun-tahun.
Ia iba dan prihatin atas kondisi seorang kakek berusia 100 tahun, yang hanya bisa ‘ngesot’ saat melakukan aktivitas, karena kakinya lumpuh. Kakek ini bernama Hadi Martiono, warga transmigrasi asal Pulau Jawa, sudah menderita penyakit stroke sejak beberapa tahun lalu. Kondisinya cukup parah, dan sulit melakukan kegiatan.
“Sudah berapa lama sakit bapak seperti ini,” tanya Muhammad Rusli kepada Hadi, sembari memegang kaki warga tersebut sebagaimana rilis yang tim media ZR.
Namun jawaban Hadi tak begitu terdengar, karena suaranya tampak pelan. Ditambah batuk-batuknya mengganggunya mengeluarkan suara keras. Istrinya Tarniah mengatakan sakit lumpuh yang diderita suaminya sudah berlangsung 2 tahun terakhir.
“Suami saya tak bisa berjalan. Kalau mau keluar terpaksa ngesot,” ucapnya.
Menurutnya, selama ini tak ada upaya pengobatan medis kepada Hadi karena tak memiliki biaya. Selain itu keluarga beranggapan sakit yang diderita Hadi karena faktor usia. Meski demikian ia sangat mendambakan perhatian pemerintah daerah, jika nantinya ada program kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu seperti mereka.
“Memang selama ini belum pernah ada bantuan. Tapi jika diberi kami dengan senang hati menyambutnya,” ungkapnya.
Rusli mendoakan Hadi bisa sembuh, dan normal kembali seperti sedia kala. Ia pun memberikan santunan untuk biaya pengobatan.
Sebelumnya, cawabup juga mengunjungi dan menjenguk seorang perempuan lansia di desa yang sama dengan penyakit serupa. Martini (59), sudah 5 tahun terakhir menderita stroke dan lumpuh. Namun nasibnya lebih beruntung dibanding tetangganya, Hadi.
Warga RT.10 desa Wanarejo, Satui itu, sejak 2 bulan ini mulai membaik. Ia sudah bisa berjalan, meski harus dipapah dna dibantu sebatang tongkat.
Di depan Muhammad Rusli, ia mengaku berjuang sendiri dibantu suaminya, Margiono melakukan terapi tanpa pengobatan medis.
“Karena tak punya biaya, ya terpaksa terapi di rumah. Karena dokter pernah ngomong, jika dirawat di rumah sakit akan banyak mengeluarkan biaya. Saya disarankan berobat dirumah saja,” katanya.
Kemudian ia setiap hari melakukan terapi dengan pijat dan rendam air panas. Hasilnya sudah cukup menggembirakan. Kini Martini sudah bisa mandi sendiri, dan masak. Meski untuk berjalan dan beraktivitas tetap dibantu dipapah dan ditopang tongkat. Ia mengaku selama sakit belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak mana pun, termasuk pemkab.
“Tapi kami terdaftar menerima BLT. Uangnya kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Saat dikunjungi cawabup nomor urut 3, ia mendapatkan doa kesembuhan dan santunan dari M. Rusli. Sebagai tanda terima kasih, Martini dan suaminya mendoakan mantan camat Mentewe tersebut menang dalam kontestasi pilkada serentak 2020 ini.
Sementara cawabup M. Rusli mengaku prihatin menyaksikan masih banyaknya warga, terutama golongan kurang mampu belum mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis. Atas dasar pertimbangan inilah, pentingnya program kerja yang memihak kepada masyarakat, terutama dibidang kesehatan. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia iba dan prihatin atas kondisi seorang kakek berusia 100 tahun, yang hanya bisa ‘ngesot’ saat melakukan aktivitas, karena kakinya lumpuh. Kakek ini bernama Hadi Martiono, warga transmigrasi asal Pulau Jawa, sudah menderita penyakit stroke sejak beberapa tahun lalu. Kondisinya cukup parah, dan sulit melakukan kegiatan.
“Sudah berapa lama sakit bapak seperti ini,” tanya Muhammad Rusli kepada Hadi, sembari memegang kaki warga tersebut sebagaimana rilis yang tim media ZR.
Namun jawaban Hadi tak begitu terdengar, karena suaranya tampak pelan. Ditambah batuk-batuknya mengganggunya mengeluarkan suara keras. Istrinya Tarniah mengatakan sakit lumpuh yang diderita suaminya sudah berlangsung 2 tahun terakhir.
“Suami saya tak bisa berjalan. Kalau mau keluar terpaksa ngesot,” ucapnya.
Menurutnya, selama ini tak ada upaya pengobatan medis kepada Hadi karena tak memiliki biaya. Selain itu keluarga beranggapan sakit yang diderita Hadi karena faktor usia. Meski demikian ia sangat mendambakan perhatian pemerintah daerah, jika nantinya ada program kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu seperti mereka.
“Memang selama ini belum pernah ada bantuan. Tapi jika diberi kami dengan senang hati menyambutnya,” ungkapnya.
Rusli mendoakan Hadi bisa sembuh, dan normal kembali seperti sedia kala. Ia pun memberikan santunan untuk biaya pengobatan.
Sebelumnya, cawabup juga mengunjungi dan menjenguk seorang perempuan lansia di desa yang sama dengan penyakit serupa. Martini (59), sudah 5 tahun terakhir menderita stroke dan lumpuh. Namun nasibnya lebih beruntung dibanding tetangganya, Hadi.
Warga RT.10 desa Wanarejo, Satui itu, sejak 2 bulan ini mulai membaik. Ia sudah bisa berjalan, meski harus dipapah dna dibantu sebatang tongkat.
Di depan Muhammad Rusli, ia mengaku berjuang sendiri dibantu suaminya, Margiono melakukan terapi tanpa pengobatan medis.
“Karena tak punya biaya, ya terpaksa terapi di rumah. Karena dokter pernah ngomong, jika dirawat di rumah sakit akan banyak mengeluarkan biaya. Saya disarankan berobat dirumah saja,” katanya.
Kemudian ia setiap hari melakukan terapi dengan pijat dan rendam air panas. Hasilnya sudah cukup menggembirakan. Kini Martini sudah bisa mandi sendiri, dan masak. Meski untuk berjalan dan beraktivitas tetap dibantu dipapah dan ditopang tongkat. Ia mengaku selama sakit belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak mana pun, termasuk pemkab.
“Tapi kami terdaftar menerima BLT. Uangnya kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Saat dikunjungi cawabup nomor urut 3, ia mendapatkan doa kesembuhan dan santunan dari M. Rusli. Sebagai tanda terima kasih, Martini dan suaminya mendoakan mantan camat Mentewe tersebut menang dalam kontestasi pilkada serentak 2020 ini.
Sementara cawabup M. Rusli mengaku prihatin menyaksikan masih banyaknya warga, terutama golongan kurang mampu belum mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis. Atas dasar pertimbangan inilah, pentingnya program kerja yang memihak kepada masyarakat, terutama dibidang kesehatan. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020