Masih ada warga masyarakat yang mengangkat atau mencoba melestarikan kearifan lokal berupa budaya Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) yaitu "alanalan" (panjat pinang dan pemanjatnya pakai topeng/wajah coring-moring).

Sebagaimana warga Desa Aluan Mati (sekitar 172 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel dalam merayakan perkawinan menggelar alanalan, sebuah pertunjukan murah meriah, Senin sore.
Permainan "alanalan" (panjat pinang dan pemanjatnya bertopeng/wajah coring-moring pada acara perkawinan warga Desa Aluan Mati (172 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel pada Senin, 3 Agustus 2020. (Istimewa/Dia Muhran)

Pertunjukan alanalan atau salah satu budaya tradisional Banjar Kalsel yang lagi trend hingga tahun 1960-an itu kembali memeriahkan resepsi perkawinan warga daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsi tersebut, tepatnya Aluan Mati pemekaran dari Desa Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa HST.

Seorang pemuka masyarakat Desa Aluan Mati Mohammad Ilmi Muhran (61) mengatakan, pertunjukan alanalan tampaknya asing bagi anak-anak masa kini, karenanya ada yang takut menonton, tetapi ada pula yang terperangah.

Sementara hadiah-hadiah yang tergantung di atas panjatan batang pinang itu dilemparkan kepada khalayak/penonton oleh orang yang berperan sebagai alanalan tersebut, sehingga menjadi rebutan.
Pemeran permainan "alanalan" (panjat pinang dan pemanjatnya bertopeng/wajah coring-moring pada acara perkawinan warga Desa Aluan Mati (172 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel pada Senin, 3 Agustus 2020. (Istimewa/Dia Muhran)

"Sedikit berbeda dengan acara panjat pinang ketika peringatan Agustusan atau kegiatan lain, pemanjat yang berhasil mempunyai hak penuh terhadap hadiah yang bergelantungan itu, kecuali dia mau memberikan kepada yang lain," ujar kakek dari empat cucu tersebut.

"Karena pemeran alanalan itu sudah mendapat uang jasa pertunjukan dari pelaksana resepsi perkawinan sesuai perjanjian atau negosiasi," demikian Muhran.

Beberapa seni budaya tradisional Banjar Kalsel yang jarang muncul belakangan untuk memeriahkan acara perkawinan di pedesaan antara lain "manopeng" (main topen), alanalan, "balamut" (seni bertutur ceritera/kisah), dan "mamanda/bamanda" (sejenis teater rakyat).
Pemeran permainan "alanalan" (panjat pinang dan pemanjatnya bertopeng/wajah coring-moring pada acara perkawinan warga Desa Aluan Mati (172 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel pada Senin, 3 Agustus 2020. (Istimewa/Dia Muhran) bukan

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020