Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin mengajak generasi bangsa terutama di provinsinya meningkatkan perlawanan terhadap narkoba dan korupsi dalam 17 Mei.
"17 Mei adalah Hari Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, yang proklamasinya dibacakan H Hasan Basry pada 71 tahun silam," ujarnya sebelum rapat paripurna istimewa DPRD Kalsel di Banjarmasin, Selasa.
"Kalau dulu dalam memperjuangkan Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang bertujuan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memanggul senjata, tetapi generasi sekarang cukup meningkatkan perlawanan terhadap narkoba dan korupsi," tegasnya.
Selain itu, berjuang melawan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan dalam memaknai 17 Mei - hari bersejarah bagi penduduk Kalimantan khususnya dan NKRI pada umumnya, lanjut politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut menjadi Antara Kalsel.
Mengapa anggota DPRD Kalsel dua periode itu mengajak memerangi narkoba dan korupsi? Karena kedua jenis itu sama-sama dapat mengancam kelangsungan generasi bangsa.
Mengenai perlawanan terhadap kebodohan, kemiskinannya dan keterbelakangan, menurut dia, hal tersebut sebagai salah satu wujud dalam meneruskan perjuangan para pendahulu yang di antaranya telah gugur di medan bakti.
"Pasalnya jika penyalahgunaan narkoba dan perbuatan korupsi masih ada, terlebih kalau merajalela, kita akan tetap seperti sekarang, dan bahkan bisa semakin terpuruk," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu.
"Begitu pula kalau kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan terus membayang-bayangi kemungkinan sulit untuk mencapai cita-cita adik makmur yang berkeadilan dan adil yang berkemakmuran," lanjutnya.
Mengenai tiadanya gaung atau peringatan Hari Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan pada tahun ini, mantan aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) mengaku bisa memaklumi.
"Kita memaklumi Hari Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan tahun ini tanpa peringatan secara seremonial serta kurang gaungnya kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena dalam keadaan pandemi COVID-19," lanjutnya.
"Namun yang terpenting makna Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan kita aktualisasikan antara lain dengan memerangi narkoba dan korupsi, serta melawan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan," demikian Lutfi Saifuddin.
Sementara seorang pengamat sejarah di Kalsel H Mahlan Umar BA mengajak meluruskan sejarah Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang selama ini oleh sebagian orang salah persepsi.
"Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan bukan milik Kalsel semata, melainkan juga untuk seluruh wilayah Kalimantan," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil yang pernah guru sejarah pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel itu.
"Memang pembacaan teks Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan itu pedalaman Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel, tetapi nuansa jiwa perjuangan dan kejuangan Kalimantan, bahkan nasional yang menginginkan tetap tegaknya NKRI," demikian Mahlan.
Sebelumnya almarhum H Anang Adenansi ketika menjadi anggota DPR RI mengoreksi diorama di Tugu Monas Jakarta yang hanya menampilkan gambar permberontakan gerombolan Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT) pimpinan Ibu Hajar almarhum.
"Bagi orang awam atau yang tidak tahu sejarah, gambar tersebut menggambarkan atau menimbulkan kesan orang Kalsel yang mayoritas penduduk asli Suku Banjar dan Dayak adalah pemberontak," ujar wakil rakyat dari Partai Golkar asal Kalsel itu.
Padahal menurut mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel itu, ada nilai sejarah daerahnya yang lebih bermakna dari pemberontakan gerombolan Ibnu Hajar, yaitu Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"17 Mei adalah Hari Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, yang proklamasinya dibacakan H Hasan Basry pada 71 tahun silam," ujarnya sebelum rapat paripurna istimewa DPRD Kalsel di Banjarmasin, Selasa.
"Kalau dulu dalam memperjuangkan Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang bertujuan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memanggul senjata, tetapi generasi sekarang cukup meningkatkan perlawanan terhadap narkoba dan korupsi," tegasnya.
Selain itu, berjuang melawan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan dalam memaknai 17 Mei - hari bersejarah bagi penduduk Kalimantan khususnya dan NKRI pada umumnya, lanjut politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut menjadi Antara Kalsel.
Mengapa anggota DPRD Kalsel dua periode itu mengajak memerangi narkoba dan korupsi? Karena kedua jenis itu sama-sama dapat mengancam kelangsungan generasi bangsa.
Mengenai perlawanan terhadap kebodohan, kemiskinannya dan keterbelakangan, menurut dia, hal tersebut sebagai salah satu wujud dalam meneruskan perjuangan para pendahulu yang di antaranya telah gugur di medan bakti.
"Pasalnya jika penyalahgunaan narkoba dan perbuatan korupsi masih ada, terlebih kalau merajalela, kita akan tetap seperti sekarang, dan bahkan bisa semakin terpuruk," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu.
"Begitu pula kalau kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan terus membayang-bayangi kemungkinan sulit untuk mencapai cita-cita adik makmur yang berkeadilan dan adil yang berkemakmuran," lanjutnya.
Mengenai tiadanya gaung atau peringatan Hari Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan pada tahun ini, mantan aktivis organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) mengaku bisa memaklumi.
"Kita memaklumi Hari Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan tahun ini tanpa peringatan secara seremonial serta kurang gaungnya kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena dalam keadaan pandemi COVID-19," lanjutnya.
"Namun yang terpenting makna Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan kita aktualisasikan antara lain dengan memerangi narkoba dan korupsi, serta melawan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan," demikian Lutfi Saifuddin.
Sementara seorang pengamat sejarah di Kalsel H Mahlan Umar BA mengajak meluruskan sejarah Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang selama ini oleh sebagian orang salah persepsi.
"Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan bukan milik Kalsel semata, melainkan juga untuk seluruh wilayah Kalimantan," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil yang pernah guru sejarah pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel itu.
"Memang pembacaan teks Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan itu pedalaman Pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel, tetapi nuansa jiwa perjuangan dan kejuangan Kalimantan, bahkan nasional yang menginginkan tetap tegaknya NKRI," demikian Mahlan.
Sebelumnya almarhum H Anang Adenansi ketika menjadi anggota DPR RI mengoreksi diorama di Tugu Monas Jakarta yang hanya menampilkan gambar permberontakan gerombolan Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT) pimpinan Ibu Hajar almarhum.
"Bagi orang awam atau yang tidak tahu sejarah, gambar tersebut menggambarkan atau menimbulkan kesan orang Kalsel yang mayoritas penduduk asli Suku Banjar dan Dayak adalah pemberontak," ujar wakil rakyat dari Partai Golkar asal Kalsel itu.
Padahal menurut mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel itu, ada nilai sejarah daerahnya yang lebih bermakna dari pemberontakan gerombolan Ibnu Hajar, yaitu Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020