Belum genap dua tahun Khalifatur Radiah mengabdi sebagai guru di Taman Kanak - Kanak Harapan Masa Desa Habau, Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong.

Lulus di bangku Sekolah Menengah Atas perempuan berusia 19 tahun ini memutuskan jadi guru. Kebetulan sekolah yang berdiri sejak 2001 ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah orangtuanya.

Masriah ibu yang melahirkannya lebih dulu mengajar di TK Harapan Masa hingga sekarang.

 "Menjadi guru memang cita - cita saya sejak kecil," ungkap Radiah sapaan sehari - harinya.

Baca juga: YABN latih kader desa mengelola sampah

Dengan status guru honor perempuan kelahiran 19 tahun silam ini mulai mendampingi 64 anak - anak TK sejak 2017. Walau baru lulus SMA ia pun bisa menyesuaikan diri sebagai guru sekaligus pendamping para anak TK.

 Satu tahun mengajar Radiah terpilih mengikuti Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) bekerjasama dengan Indonesia Heritage Foundation yang diinisiasi Yayasan Adaro Bangun Negeri.

Bersama Linda rekanya yang juga guru di TK Harapan Masa Radiah menjalani pelatihan pendidikan karakter selama 10 hari di Jakarta.

 Sejak 2018 TK Harapan Masa jadi salah satu binaan YABN dalam menerapkan konsep Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK).

Radiah pun mendapat kepercayaan menimba ilmu seputar pendidikan holistik yang berkarakter melalui pengembangan aspek fisik, emosi, sosial, kreatifitas dan intelektual siswa secara optimal.

 "Bercerita salah satu konsep pembelajaran holistik yang sering saya terapkan pada anak didik," ungkap Radiah.

Konsep ini hasil menimba ilmu pendidikan karakter di Indonesia Heritage Foundation yang diikuti Radiah.

Baca juga: Kelas Sains binaan YABN belajar mengenal listrik

Selain bercerita tutur Radiah anak - anak juga dilatih mandiri dan bertanggungjawab melalui kosep pendidikan karakter yang holistik.

Sebagai sekolah binaan YABN TK Harapan Masa pun mendapat bantuan sarana bermain edukasi serta perbaikan sarana dan prasarana sekolah.

Walau hanya guru honor putri sulung pasangan Abdul Muthalib dan Masriani ini tetap terobsesi bisa meningkatkan kemampuannya sebagai tenaga pendidik.

Ia pun kuliah di Universitas Terbuka dengan jurusan PAUD dengan harapan bisa menjadi Aparatur Sipil Negara.

 Bukannya tak mensyukuri honor Ro300 ribu sebagai guru yang diterimanya tiap bulan namun keyakinan bahwa kerja keras dan kemauan yang kuat dapat mewujudkan cita - citanya.

 "Selain honor Rp300 ribu per bulan saya juga menerima dana hibah dari Dinas Pendidikan Rp800 ribu tiap bulannya," tutur Radiah.

Keinginannya pun mendapat dukungan
Masruni Arsyad sang suami yang sehari - harinya berwiraswasta.

Persoalan biaya bukan halangan bagi perempuan kelahiran 10 Maret 2000 ini untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi.

Baca juga: Siswa Tabalong buat serbuk daun dulang sebagai penyedap

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019