Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) tingkat perguruan tinggi se-Indonesia dalam rangkaian kegiatan Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) XXXI di Provinsi Kalimantan Selatan, akan menjelajahi Gunung Meratus yang merupakan inti hutan lindung di provinsi tersebut.
Menurut Panitia Pelaksana TWKM XXXI di Kalsel Muhammad Arifin saat pembukaan acara tersebut di UIN Antasari Banjarmasin, Senin, ada sekitar 280 Mapala se-Indonesia, yakni, dari Aceh hingga Papua yang mengikuti kegiatan ini.
Dikatakannya, sebagaimana tema dalam kegiatan ini, "Gerakan Nasional Mahasiswa Pecinta Alam se-Indonesia dalam menyelamatkan Sumberdaya Alam Terakhir" #SaveMaratus, maka kegiatan akan bertitik di wilayah Gunung Maratus.
"Kami ingin Mapala se-Indonesia melihat langsung bagaimana indahnya alam Borneo, khususnya keindahan Gunung Maratus," tutur Mapala dari UIN Antasari Banjarmasin ini.
Baca juga: Sekda HST lepas Mapala yang berangkat ke gunung Halau-Halau
Diungkapkan Arifin, kegiatan temu wicara akan dimulai di kawasan objek wisata alam Kiram Park di Kabupaten Banjar, untuk kenal medan bertempat di Gunung Hutan di Hulu Sungai Tengah (HST).
Selanjutnya, kata dia, untuk kegiatan panjat tebing di Gunung Batu Laki di Hulu Sungai Selatan (HSS), kenal medan II bertempat di Gua Alinateh di Hulu Sungai Tengah (HST).
"Sementara itu untuk mengenal lingkungan hidup akan bertempat di Pulau Curik wilayah Barito Kuala, memang ini bukan masuk daerah Gunung Meratus, di sana tempat konservasi hewan Bekantan, salah satu hewan yang hidup di Gunung Meratus," paparnya.
Namun semua peserta akan melihat langsung dari daerah itu, kata Arifin, bagaimana eksploitasi terhadap sumber daya Gunung Meratus, yakni, batubara yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: 19 teams compete in Mapala ULM rowing contest
"Di sana mereka akan melihat hilir mudik kapal pengangkut batubara dari eksploitasi kekayaan alam di daerah ini, termasuk di Gunung Meratus, moga dari itu ada perjuangan bersama melestarikan Gunung Meratus #SaveMeratus," ujarnya lantang.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyatakan mendukung dengan kegiatan Mapala se-Indonesia yang menggaungkan #SaveMararus tersebut.
Menurut Sekretaris Badan Pengembangan SDM kemen-LHK RI Sudayatna saat menghadiri TWKM XXXI tersebut di Banjarmasin, Mapala nerupakan elemen masyarakat yang sangat peduli akan lingkungan hidup, sehingga kegiatan mereka ini sangat didukung pemerintah pusat.
Menurut dia, Kemen-LHK sangat respon terhadap saran dan kritik dari Mapala, sebab ini akan menjadi masukan dalam kebijakan lembaganya.
"Bahkan kita juga sering di demo Mapala, kita akan selalu mendengarkan aspirasi mereka," paparnya.
Dia menyatakan, pemerintah pusat sangat perhatian terhadap lingkungan, sebab pimpinan tertinggi negeri ini, yakni, Presiden Joko Widodo adalah seorang Mapala dulunya di UGM.
"Jadi jangan sangsikan jiwa pak presiden kita terhadap kecintaan terhadap lingkungan, sebab beliau dulunya Mapala UGM," ujarnya.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr H Mujiburahman mengatakan, bahwa kampusnya sangat perhatian terhadap isu lingkungan hidup.
Karena, lanjut dia, di dalam agama Islam, melestarikan alam itu adalah sebuah kewajiban manusia, dan merusaknya adalah dosa.
Untuk kegiatan ini, dia hanya berpesan, untuk mahasiswa agar tetap memperhatikan keselamatan diri. "Jadi kita tidak ingin dalam kegiatan ini sampai ada kejadian yang tidak diinginkan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Menurut Panitia Pelaksana TWKM XXXI di Kalsel Muhammad Arifin saat pembukaan acara tersebut di UIN Antasari Banjarmasin, Senin, ada sekitar 280 Mapala se-Indonesia, yakni, dari Aceh hingga Papua yang mengikuti kegiatan ini.
Dikatakannya, sebagaimana tema dalam kegiatan ini, "Gerakan Nasional Mahasiswa Pecinta Alam se-Indonesia dalam menyelamatkan Sumberdaya Alam Terakhir" #SaveMaratus, maka kegiatan akan bertitik di wilayah Gunung Maratus.
"Kami ingin Mapala se-Indonesia melihat langsung bagaimana indahnya alam Borneo, khususnya keindahan Gunung Maratus," tutur Mapala dari UIN Antasari Banjarmasin ini.
Baca juga: Sekda HST lepas Mapala yang berangkat ke gunung Halau-Halau
Diungkapkan Arifin, kegiatan temu wicara akan dimulai di kawasan objek wisata alam Kiram Park di Kabupaten Banjar, untuk kenal medan bertempat di Gunung Hutan di Hulu Sungai Tengah (HST).
Selanjutnya, kata dia, untuk kegiatan panjat tebing di Gunung Batu Laki di Hulu Sungai Selatan (HSS), kenal medan II bertempat di Gua Alinateh di Hulu Sungai Tengah (HST).
"Sementara itu untuk mengenal lingkungan hidup akan bertempat di Pulau Curik wilayah Barito Kuala, memang ini bukan masuk daerah Gunung Meratus, di sana tempat konservasi hewan Bekantan, salah satu hewan yang hidup di Gunung Meratus," paparnya.
Namun semua peserta akan melihat langsung dari daerah itu, kata Arifin, bagaimana eksploitasi terhadap sumber daya Gunung Meratus, yakni, batubara yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: 19 teams compete in Mapala ULM rowing contest
"Di sana mereka akan melihat hilir mudik kapal pengangkut batubara dari eksploitasi kekayaan alam di daerah ini, termasuk di Gunung Meratus, moga dari itu ada perjuangan bersama melestarikan Gunung Meratus #SaveMeratus," ujarnya lantang.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyatakan mendukung dengan kegiatan Mapala se-Indonesia yang menggaungkan #SaveMararus tersebut.
Menurut Sekretaris Badan Pengembangan SDM kemen-LHK RI Sudayatna saat menghadiri TWKM XXXI tersebut di Banjarmasin, Mapala nerupakan elemen masyarakat yang sangat peduli akan lingkungan hidup, sehingga kegiatan mereka ini sangat didukung pemerintah pusat.
Menurut dia, Kemen-LHK sangat respon terhadap saran dan kritik dari Mapala, sebab ini akan menjadi masukan dalam kebijakan lembaganya.
"Bahkan kita juga sering di demo Mapala, kita akan selalu mendengarkan aspirasi mereka," paparnya.
Dia menyatakan, pemerintah pusat sangat perhatian terhadap lingkungan, sebab pimpinan tertinggi negeri ini, yakni, Presiden Joko Widodo adalah seorang Mapala dulunya di UGM.
"Jadi jangan sangsikan jiwa pak presiden kita terhadap kecintaan terhadap lingkungan, sebab beliau dulunya Mapala UGM," ujarnya.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr H Mujiburahman mengatakan, bahwa kampusnya sangat perhatian terhadap isu lingkungan hidup.
Karena, lanjut dia, di dalam agama Islam, melestarikan alam itu adalah sebuah kewajiban manusia, dan merusaknya adalah dosa.
Untuk kegiatan ini, dia hanya berpesan, untuk mahasiswa agar tetap memperhatikan keselamatan diri. "Jadi kita tidak ingin dalam kegiatan ini sampai ada kejadian yang tidak diinginkan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019