Anggota DPRD Kota Banjarmasin yang menggelar kegiatan reses di wilayah Alalak Selatan, Banjarmasin Utara mendapat laporan, bahwa anak putus sekolah banyak di daerah tersebut.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin M Taufik saat kegiatan reses tersebut, Minggu, mengemukakan, bahwa aspirasi masyarakat Alalak mengharapkan perhatian pendidikan, karena banyak anak-anak yang putus sekolah di wilayah itu.
"Ini jadi keperihatinan penting, kita minta pemerintah kota segeranya mengatasi masalah ini," ujar politisi PDIP tersebut.
Sebab sangat ironis, paparnya, kalau banyak anak di ibukota provinsi ini masih banyak yang tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.
Sehingga, lanjut dia, masa depan mereka dikawatirkan suram, karena persaingan yang ketat dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Kita memang memaklumi di daerah ini perekonomian sangat rendah, karenanya banyak anak atau orang di sini yang jenjang sekolahnya tidak tinggi, bahkan tidak mencapai wajib belajar sembilan tahun," tuturnya.
Yang akhirnya, lanjut dia, banyak yang menjadi buruh pengangkut kayu, di mana kesejahteraan mereka di bawah rata-rata.
"Hingga memang, kebanyakan menjadi kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi," ujar M Taufik.
Dia pun berkometmen untuk memperjuangkan pendidikan di daerah pemilihan ini lebih baik, sehingga nantinya akan disuarakan dengan pemerintah kota.
"Nanti saat pembahasan dengan pemerintah kota akan kita sampaikan betul masalah ini," ujarnya.
Termasuk, kata M Taufik keterkaitannya dengan permasalahan narkoba di daerah ini, karena ini bersangkut paut pula dengan pendidikan yang tidak mapan.
"Termasuk juga kan karena daerah kumuh, jadi ada banyak latar belakangnya lah," ujar M Taufik.
Sementara itu, Kabid Bina SD Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi mengemukakan pula bahwa banyak warga di daerah ini mengaku tidak memiliki ijazah pendidikan.
Padahal, lanjut dia, lembaga pendidikan seperti SD ada tiga sekolah, SMP ada empat sekolah, belum lagi yang swasta, sebenarnya sudah cukup untuk menjadi sarana pendidikan bagi anak di daerah Alalak ini.
"Kita liat kondisi mereka yang putus sekolah nanti di daerah ini, kalau sudah lewat usia 21 tahun, kita bisa anjurkan mereka untuk ikut program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," ujarnya.
Pihaknya akan mengkoordinasikan untuk anak putus sekolah tersebut menempuh pendidikan paket A, atau B, atau C, dalam program PKBM itu.
"Yang pasti kita sangat perhatian atas masalah ini, karena selalu ada jalan untuk mereka melanjutkan pendidikan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Anggota DPRD Kota Banjarmasin M Taufik saat kegiatan reses tersebut, Minggu, mengemukakan, bahwa aspirasi masyarakat Alalak mengharapkan perhatian pendidikan, karena banyak anak-anak yang putus sekolah di wilayah itu.
"Ini jadi keperihatinan penting, kita minta pemerintah kota segeranya mengatasi masalah ini," ujar politisi PDIP tersebut.
Sebab sangat ironis, paparnya, kalau banyak anak di ibukota provinsi ini masih banyak yang tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.
Sehingga, lanjut dia, masa depan mereka dikawatirkan suram, karena persaingan yang ketat dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Kita memang memaklumi di daerah ini perekonomian sangat rendah, karenanya banyak anak atau orang di sini yang jenjang sekolahnya tidak tinggi, bahkan tidak mencapai wajib belajar sembilan tahun," tuturnya.
Yang akhirnya, lanjut dia, banyak yang menjadi buruh pengangkut kayu, di mana kesejahteraan mereka di bawah rata-rata.
"Hingga memang, kebanyakan menjadi kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi," ujar M Taufik.
Dia pun berkometmen untuk memperjuangkan pendidikan di daerah pemilihan ini lebih baik, sehingga nantinya akan disuarakan dengan pemerintah kota.
"Nanti saat pembahasan dengan pemerintah kota akan kita sampaikan betul masalah ini," ujarnya.
Termasuk, kata M Taufik keterkaitannya dengan permasalahan narkoba di daerah ini, karena ini bersangkut paut pula dengan pendidikan yang tidak mapan.
"Termasuk juga kan karena daerah kumuh, jadi ada banyak latar belakangnya lah," ujar M Taufik.
Sementara itu, Kabid Bina SD Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi mengemukakan pula bahwa banyak warga di daerah ini mengaku tidak memiliki ijazah pendidikan.
Padahal, lanjut dia, lembaga pendidikan seperti SD ada tiga sekolah, SMP ada empat sekolah, belum lagi yang swasta, sebenarnya sudah cukup untuk menjadi sarana pendidikan bagi anak di daerah Alalak ini.
"Kita liat kondisi mereka yang putus sekolah nanti di daerah ini, kalau sudah lewat usia 21 tahun, kita bisa anjurkan mereka untuk ikut program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," ujarnya.
Pihaknya akan mengkoordinasikan untuk anak putus sekolah tersebut menempuh pendidikan paket A, atau B, atau C, dalam program PKBM itu.
"Yang pasti kita sangat perhatian atas masalah ini, karena selalu ada jalan untuk mereka melanjutkan pendidikan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019