Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan di desa dinilai terlalu fokus untuk membangun sarana infrastruktur sehingga melupakan aspek perlindungan keamanan masyarakat dari ancaman peredaran narkotika dan kebakaran lahan

Kepala Bidang Pemerintahan Desa Rijali Hadi di Amuntai, Selasa mengatakan, meski ada tenaga pendamping desa yang memberi masukan untuk altetnatif kegiatan di desa namun keputusan tetap berada pada hasil musyawarah didesa.

"Mungkin karena sebagian masih berkutat pada masalah infrastruktur sehingga kurang memikirkan masalah lain seperti narkoba dan karhutla," ujar Rijali.

Baca juga: Each village in HSU to be equiped with portable fire extinguisher

Rijali mengatakan,  saat ini musyawarah desa mulai memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat seperti peningkatan upaya kesehatan dan pendidikan, namun diakui belum terfokus pada upaya masalah narkotika dan karhutla.

Pejabat kepolisian di HSU juga menyayangkan kegiatan musrenbang tidak mengakomodir permasalahan yang menjadi isu nasional seperti narkoba, radikalisme, masalah disintegrasi bangsa dan karhutla.
 
Peredaran narkoba jenis sabu masih marak di Kabupaten HSU. Foto pelaku dan barang bukti yang berhasil ditangkap polisi. (Eddy Abdillah)

"Padahal sudah sejak lama Indonesia darurat narkoba namun musrenbang didesa dan kecamatan kurang mengakomodir kegiatan-kegiatan terkait pencegahan narkoba dan isu nasional lainnya," ujar Kapolsel Alabio Iptu Teguh BW.

Baca juga: Polres HSU analisis pencegahan Karhutla

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) HSU  Khotria Wardani beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan harapan kepada pemerintahan desa agar lebih sering mengundang BNN dalam kegiatan yamg diselenggarakan di desa dan kecamatan.

"Kita siap datang menjadi nara sumber untuk menyampaikan sosialisasi dan penyuluhan tanpa dibayar, asal diundang saja kami datang," kata Khotria.

Khotria mengakui anggaran BNNK HSU terbatas untuk menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialisasi ke semua desa, kecuali mendapat dukungan dari pihak desa.

Ia mengingatkan jika bahaya narkoba di Kabupaten HSU cukup mengkhawatirkan bahkan sudah masuk peredarannya ke desa-desa.

Baca juga: Pertama kali terjadi, kades laporkan pertanggungjawaban secara terbuka
 
Pejabat BNNK Kabupaten HSU. (Eddy Abdillah)

Namun karena bahaya kabut asap lebih dirasakan dampaknya secara langsung  oleh warga maka,  seiring terjadinya kasus karhutla akhir-akhir ini beberapa desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara mulai mempertbangkan aspek keselamatan warganya dari bahaya kebakaran lahan.

Camat Sungai Tabukan Syahbudinnor mengatakan beberapa desa sudah memiliki mesin portable untuk pemadaman api, bahkan dia menghimbau beberapa desa bekerja sama membeli mobil tanki pemadam, karena saat musim kemarau sulit mencari sumber air.

Hingga saat ini wilayah Kabupaten HSU masih diselimuti kabut asap cukup pekat khususnya pada malam hingga pagi hari. Dikhawatirkan jika kabut asap berlangsung lama akan mengancam kesehatan warga khususnya anak-anak.

Baca juga: Balita terdampak kabut asap

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019