Bank Kalsel yang merupakan bank milik pemerintah daerah Kalimantan Selatan fokus membantu pengembangan sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun budi daya melalui pelayanan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Staf Pengembangan Produk Usaha Kecil, Menengah dan Konsumtif Aris Zulkarnain di Banjarmasin Selasa mengatakan, saat ini pihaknya cukup intensif membantu masyarakat untuk mengembangkan sektor produksi, termasuk sektor perikanan.
"Khusus 2019 ini, plafon penyaluran Bank Kalsel untuk sektor perikanan, baik itu tangkap maupun budi daya sebesar Rp28 miliar," katanya.
Menurut dia, penyaluran KUR untuk nelayan tersebut, menyesuaikan dengan program pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang kini sedang fokus mengembangkan sektor perikanan, baik budi daya dan perikanan tangkap.
Baca juga: Petani Tapin belum manfaatkan kredit resi gudang Bank Kalsel dengan maksimal
"Walaupun, untuk penyaluran KUR sektor perikanan ini, kami relatif masih sangat hati-hati, mengingat siklus nelayan untuk bisa melaut maupun mengembangkan tambak, sulit untuk ditebak, dan cepat berubah," katanya.
Namun demikian, tambah dia, pihaknya tetap mengupayakan agar para nelayan mendapatkan kesempatan dan kemudahan dalam mengakses dana perbankkan.
Aris mengungkapkan, KUR saat ini menjadi salah satu primadona perbankan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Melalui suku bunga yang relatif rendah yaitu 7 persen dan persyaratan mudah, kini hampir seluruh bank di Kalimantan Selatan berlomba untuk menyalurkan kredit usaha rakyat tersebut.
"Sepertinya, program tersebut cukup berhasil, pengusaha kecil cukup antusias untuk mengakses pinjaman dengan bunga rendah tersebut. NPL atau kredit bermasalah juga relatif kecil di bawah 1 persen," katanya.
Baca juga: Bank Kalsel siapkan Rp3 miliar untuk program resi gudang
Bank Kalsel, tambah dia, cukup konsisten mengembangkan perekonomian daerah, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pada 2018, Bank Kalsel mampu merealisasikan KUR hingga sekitar Rp200 miliar, dan 2019 ditargetkan mencapai Rp300 miliar.
"Target 2019, telah terealisasi 76 persen, kita akan terus berupaya mendorong, agar masyarakat bisa mengakses kredit bersubsidi ini," katanya.
Menurut dia, KUR Bank Kalsel terdiri atas 2 skema produk, yaitu KUR Mikro dengan plafon kredit sampai dengan Rp25 juta, jangka waktu kredit 3 tahun untuk modal kerja, dan 5 tahun untuk investasi.
Ketentuan mendapatkan pinjaman tersebut antara lain, memiliki usaha produktif yang layak dan belum atau telah bankable yang telah berjalan minimum enam bulan.
Memiliki modal sendiri minimal 10 persen dari kebutuhan modal kerja dan biaya administrasi 0,5 persen dari plafon kredit.
Kedua yaitu KUR ritel dengan plafon kredit di atas Rp25 juta sampai Rp500 juta. Jangka waktu kredit 4 tahun untuk modal kerja dan 5 tahun untuk investasi.
Adapun syarat yang harus dipenuhi, memiliki usaha produktif yang layak dan belum atau telah bankable yang telah berjalan minimum enam bulan.
Telah memiliki modal sendiri minimal 10 persen dari kebutuhan modal kerja/ investasi dan biaya administrasi 0,5 persen dari plafon kredit.
Baca juga: 19 daerah ikuti festival ekonomi syariah
Baca juga: Bank Kalsel gelar "literasi" keuangan di Sekolah Dasar
Baca juga: Bank Kalsel raih Infobank Award
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Staf Pengembangan Produk Usaha Kecil, Menengah dan Konsumtif Aris Zulkarnain di Banjarmasin Selasa mengatakan, saat ini pihaknya cukup intensif membantu masyarakat untuk mengembangkan sektor produksi, termasuk sektor perikanan.
"Khusus 2019 ini, plafon penyaluran Bank Kalsel untuk sektor perikanan, baik itu tangkap maupun budi daya sebesar Rp28 miliar," katanya.
Menurut dia, penyaluran KUR untuk nelayan tersebut, menyesuaikan dengan program pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang kini sedang fokus mengembangkan sektor perikanan, baik budi daya dan perikanan tangkap.
Baca juga: Petani Tapin belum manfaatkan kredit resi gudang Bank Kalsel dengan maksimal
"Walaupun, untuk penyaluran KUR sektor perikanan ini, kami relatif masih sangat hati-hati, mengingat siklus nelayan untuk bisa melaut maupun mengembangkan tambak, sulit untuk ditebak, dan cepat berubah," katanya.
Namun demikian, tambah dia, pihaknya tetap mengupayakan agar para nelayan mendapatkan kesempatan dan kemudahan dalam mengakses dana perbankkan.
Aris mengungkapkan, KUR saat ini menjadi salah satu primadona perbankan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Melalui suku bunga yang relatif rendah yaitu 7 persen dan persyaratan mudah, kini hampir seluruh bank di Kalimantan Selatan berlomba untuk menyalurkan kredit usaha rakyat tersebut.
"Sepertinya, program tersebut cukup berhasil, pengusaha kecil cukup antusias untuk mengakses pinjaman dengan bunga rendah tersebut. NPL atau kredit bermasalah juga relatif kecil di bawah 1 persen," katanya.
Baca juga: Bank Kalsel siapkan Rp3 miliar untuk program resi gudang
Bank Kalsel, tambah dia, cukup konsisten mengembangkan perekonomian daerah, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah.
Pada 2018, Bank Kalsel mampu merealisasikan KUR hingga sekitar Rp200 miliar, dan 2019 ditargetkan mencapai Rp300 miliar.
"Target 2019, telah terealisasi 76 persen, kita akan terus berupaya mendorong, agar masyarakat bisa mengakses kredit bersubsidi ini," katanya.
Menurut dia, KUR Bank Kalsel terdiri atas 2 skema produk, yaitu KUR Mikro dengan plafon kredit sampai dengan Rp25 juta, jangka waktu kredit 3 tahun untuk modal kerja, dan 5 tahun untuk investasi.
Ketentuan mendapatkan pinjaman tersebut antara lain, memiliki usaha produktif yang layak dan belum atau telah bankable yang telah berjalan minimum enam bulan.
Memiliki modal sendiri minimal 10 persen dari kebutuhan modal kerja dan biaya administrasi 0,5 persen dari plafon kredit.
Kedua yaitu KUR ritel dengan plafon kredit di atas Rp25 juta sampai Rp500 juta. Jangka waktu kredit 4 tahun untuk modal kerja dan 5 tahun untuk investasi.
Adapun syarat yang harus dipenuhi, memiliki usaha produktif yang layak dan belum atau telah bankable yang telah berjalan minimum enam bulan.
Telah memiliki modal sendiri minimal 10 persen dari kebutuhan modal kerja/ investasi dan biaya administrasi 0,5 persen dari plafon kredit.
Baca juga: 19 daerah ikuti festival ekonomi syariah
Baca juga: Bank Kalsel gelar "literasi" keuangan di Sekolah Dasar
Baca juga: Bank Kalsel raih Infobank Award
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019