Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Mukhyar menyatakan, kualitas udara di ibu kota provinsi ini masih batas aman.

Meskipun, kata dia, saat di gedung dewan kota, Kamis, udara di Kota Banjarmasin mengalami kabut asap dari kebakaran lahan dan hutan, namun secara totalnya kualitas udara masih diambang sedang, alias belum berbahaya.

"Meski demikian, kita tetap menganjurkan warga mengenakan masker," ucapnya.

Karena, kata Mukhyar, penilaian kualitas udara tersebut bukan hanya diukur dari keberadaan asap akibat kebakaran hutan dan lahan, namun ada parameter lainnya.

Dijelaskan dia, bahwa indeks kualitas pencemaran udara dibuat parameternya secara gabungan dari beberapa sebab, termasuk asap dan debu.

"Dari parameter yang kita miliki, kualitas udara di daerah kita belum tercemar berat, masih diambang sedang, meski kabut asap sudah mulai menyelimuti daerah ini," kata dia.

Dia tidak mengingkari, bahwa akibat kabut asap yang mulai menyelimuti kota ini, namun masih tidak terlalu tebal, tetap bisa mengganggu kesehatan masyarakat.

"Karenanya, kita tetap menganjurkan warga saat ke luar rumah memakai masker, tapi jangan berlebihan khawatir, udara di daerah ini sudah sangat berbahaya," ujar Mukhyar.


Sebagaimana diketahui, akibat banyaknya lahan dan hutan di provinsi Kalsel mengalami kebakaran, kabut asap mulai kental terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Banjarmasin mendapat imbasnya.

"Kita di Banjarmasin ini mendapat kabut asap kiriman dari daerah lain," kata Mukhyar.

Dia berharap, penanganan kebakaran lahan dan hutan dapat dilakukan dengan baik, sehingga musibah kabut asap ini segera berlalu.

"Terlebih kita berdoa bersama agar hujan segera turun, sehingga tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan di provinsi kita," kata dia.

Baca juga: Satgas Karhutla siaga 24 jam tanggulangi kebakaran hutan dan lahan
Baca juga: Lahan di sekitar Guntung Damar Banjarbaru berkobar lagi
Baca juga: Jam masuk sekolah di Banjarbaru digeser akibat kabut asap
Baca juga: Dinkes bagikan ribuan masker ke pondok pesantren

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019