Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan mengambil kebijakan untuk menggeser jam masuk sekolah menyikapi kabut asap yang semakin tebal akhir-akhir ini akibat kebakaran lahan.

"Dari yang tadinya pukul 07.30 WITA, sekarang belajar dimulai pukul 08.00 atau 09.00 WITA sesuai dengan kondisi asap," terang Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Alamsyah, Rabu.
Baca juga: 900 hektare lahan gambut yang terbakar bakal ditenggelamkan
Baca juga: Sondetan, percepat pembasahan di Tegal Arum Banjarbaru

Pihak guru juga diminta mengurangi aktivitas siswa di luar ruangan seperti upacara bendera, olahraga dan sebagainya.



"Warga sekolah semua agar menggunakan masker untuk mengurangi dampak gangguan kesehatan dari ISPA," jelas Alamsyah.

Kemudian dalam surat edarannya, Dinas Pendidikan juga mengingatkan sekolah lebih waspada terhadap riwayat penyakit asma siswa, sehingga apabila terjadi sesuatu maka sekolah cepat mengambil tindakan.

Jika kondisi asap semakin memburuk, maka sekolah diminta segera berkoordinasi dengan dinas untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

"Untuk meliburkan siswa, kami masih mempertimbangkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dikeluarkan Dinas Kesehatan," tandas Alamsyah.

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Banjarbaru di Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin menjadi fasilitas pendidikan yang paling berdampak terhadap kabut asap.
Baca juga: Kapolda perintahkan selidiki karhutla di Banjarbaru
Baca juga: Lalu lintas lumpuh akibat jalan tertutup kabut asap kawasan Banjarbaru

Mengingat kebakaran lahan yang terjadi berada di sekitar sekolah. Bahkan, jaraknya hanya sekitar 3 meter dari ruang kelas yang berada di bagian belakang sekolah.



Para siswa pun mengeluhkan kabut asap yang terjadi setiap hari. Bahkan, api kerap berkobar dari lahan yang terbakar di saat jam belajar berlangsung.

"Semoga kebakaran lahan ini cepat berakhir, karena kami sudah tidak tahan menghirup asap. Tenggorokan sakit dan mata juga perih," ucap Dila Artika, siswi Kelas IX D.

Senada disampaikan siswi lainnya, Razqyana Noorlita Safitri. Dia bahkan berharap sekolah bisa diliburkan saja karena proses belajar juga sudah sangat terganggu.

Sementara Wakil Kepala SMPN 15 Banjarbaru Bidang Kesiswaan Said Fahmi mengakui, ada beberapa siswanya yang izin tidak masuk karena sakit asma yang kambuh akibat asap.
Baca juga: Kabut asap di Banjarbaru ganggu proses belajar
Baca juga: Jarak pandang Bandara Syamsudin Noor cuma 50 meter

"Kami memaklumi kondisi saat ini yang udaranya tidak sehat. Jadi kami pastikan seluruh siswa menggunakan masker untuk mencegah gangguan kesehatan akibat menghirup asap," katanya.

Said juga mengungkapkan jika dalam dua hari terakhir siswa terpaksa dipulangkan lebih cepat karena lahan yang kerap terbakar di siang hari.

"Biasanya jam 12 siang lahan di belakang sekolah terbakar lagi karena panas. Asapnya pun masuk ke ruang kelas hingga mengganggu proses belajar dan tentunya ancaman bagi kesehatan siswa," jelasnya.

Dia pun berharap, kebakaran lahan yang terjadi pada tiap musim kemarau dapat segera berakhir dan tidak terulang lagi di tahun-tahun mendatang.

Diketahui, lahan kosong di Jalan Tegal Arum yang lokasinya berdekatan dengan Bandara Syamsudin Noor terbakar hebat sejak Jumat (13/9). Hingga kini, titik api masih bermunculan, bahkan mendekati rumah warga dan bangunan sekolah.

Jadwal penerbangan pun sudah acap kali terganggu akibat kabut asap, terutama di pagi hari saat jarak pandang yang tak memenuhi standar seorang pilot untuk melakukan take off (lepas landas) ataupun landing (mendarat).  

Pewarta: Firman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019