Kabut asap yang menyelimuti Banjarmasin Ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan sepanjang Sabtu tampak berkurang dibanding hari-hari sebelumnya.
Pantauan di Banjarmasin cuaca ibu kota provinsi yang berjuluk kota seribu sungai tersebut sepanjang pagi atau hingga sore hari tampak cerah.
Begitu pula, panas terik matahari terasa karena tak ada kabut asap sebagai pelindung pancaran cahaya sang Surya tersebut, kecuali hembusan angin yang terkadang ada membuat suhu udara sedikit dingin.
Berbeda dengan Kamis (12/9) kabut asap menyelimuti kota seribu sungai sepanjang hari dengan jarak pandang yang berbeda-beda pula, terkadang satu atau cuma setengah kilometer.
Baca juga: Balita terdampak kabut asap
Sementara pada Jumat (13/9) selain kabut asap, serpihan vertikal-vertikal atau "kalalatu" (sebutan masyarakat Banjar Kalsel) sebagai dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertebaran sehingga membuat kotor rumah-rumah penduduk.
Namun ketika malam tiba atau sekitar pukul 19.30 WITA kabut asap kembali muncul perlahan seakan menutupi bulan purnama sehingga rembulan atau "ratu malam" tidak bisa secara jelas/sempurna menerangi permukaan bumi.
Baca juga: Kemensos siapkan "safe house" membantu korban asap Karhutla
Sebagai sebab akibat kabut asap tersebut, bulan terlihat tanpa warna jernih sebagaimana biasa, tetapi berwarna kecoklat-coklatan.
Operasi pemadaman karhutla terus berlanjut setidaknya buat meminimalkan kabut asap di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut supaya tidak menjadi musibah bagi negeri jiran seperti Singapura.
Baca juga: Bupati dan Sekda HST bagi-bagi masker
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Pantauan di Banjarmasin cuaca ibu kota provinsi yang berjuluk kota seribu sungai tersebut sepanjang pagi atau hingga sore hari tampak cerah.
Begitu pula, panas terik matahari terasa karena tak ada kabut asap sebagai pelindung pancaran cahaya sang Surya tersebut, kecuali hembusan angin yang terkadang ada membuat suhu udara sedikit dingin.
Berbeda dengan Kamis (12/9) kabut asap menyelimuti kota seribu sungai sepanjang hari dengan jarak pandang yang berbeda-beda pula, terkadang satu atau cuma setengah kilometer.
Baca juga: Balita terdampak kabut asap
Sementara pada Jumat (13/9) selain kabut asap, serpihan vertikal-vertikal atau "kalalatu" (sebutan masyarakat Banjar Kalsel) sebagai dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertebaran sehingga membuat kotor rumah-rumah penduduk.
Namun ketika malam tiba atau sekitar pukul 19.30 WITA kabut asap kembali muncul perlahan seakan menutupi bulan purnama sehingga rembulan atau "ratu malam" tidak bisa secara jelas/sempurna menerangi permukaan bumi.
Baca juga: Kemensos siapkan "safe house" membantu korban asap Karhutla
Sebagai sebab akibat kabut asap tersebut, bulan terlihat tanpa warna jernih sebagaimana biasa, tetapi berwarna kecoklat-coklatan.
Operasi pemadaman karhutla terus berlanjut setidaknya buat meminimalkan kabut asap di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut supaya tidak menjadi musibah bagi negeri jiran seperti Singapura.
Baca juga: Bupati dan Sekda HST bagi-bagi masker
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019