Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mulai membagikan sebanyak 10.000 masker untuk warga setempat yang terdampak kabut asap sebagai langkah mengatasi pencemaran udara, khususnya karena kabut asap.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, kabut asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan mulai datang menyelimuti Kota Banjarmasin, meski masih tipis, tapi berpotensi mengganggu kesehatan.
Ia mengatakan agar warga Banjarmasin, khususnya pengendara di jalan tidak terdampak gangguan kesehatan pernapasan akibat asap ini, pihaknya berinisiaf membagikan masker.
"Pembagian masker dimaksudkan untuk upaya preventif terhadap dampak dari kabut yang mulai meningkat," tuturnya.
Menurut dia, ada sebanyak 10 ribu masker yang dibagikan secara bertahap di titik-titik keramaian, seperti di pertigaan Terminal Kilometer 6 di jalan Ahmad Yani, di perempatan Hotel A di jalan Lambung Mangkurat dan Bundaran Kayu Tangi di jalan Hasan Basri.
"Kita bagikan masker secara cuma-cuma, ini untuk masyarakat," ujarnya.
Meskipun dia mengakui, untuk kunjungan masyarakat yang terganggu kesehatannya karena penyakit IPSA di puskesmas atau tempat kesehatan lainnya belum terjadi peningkatan.
Namun, katanya, melihat dari trant yang terjadi saat ini, di mana penyakit IPSA merupakan penyakit peringkat ketiga tertinggi di Banjarmasin.
Sebelumnya, Dinkes Banjarmasin mencatat, penyakit ISPA berada di peringkat ketiga terbanyak di Banjarmasin. Setelah hipertensi di peringkat pertama, kemudian Diabetes Mellitus di peringkat kedua.
Machali mengatakan IPSA berpotensi melonjak seiring makin masifnya kiriman kabut asap dari daerah tetangga.
"Kita harus siap menghadapi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini," tuturnya.
Baca juga: Jarak pandang di Kota Sampit tinggal 50 meter
Baca juga: Antisipasi Karhutla PT PDL dan Polres HSU patroli bersama
Baca juga: Dinas Kesehatan Balangan pantau perkembangan kabut asap
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019