Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dipercaya menjadi tuan rumah Rapat Kerja Presidium Konsorsium PTN Kawasan Timur Indonesia (Konsorsium PTN-KTI).
Sebanyak 29 pimpinan PTN pun hadir membahas isu-isu kekinian soal pendidikan tinggi dalam rangka menyusun program untuk kemajuan bersama.
"Kami akan membuat program-program strategis mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi yang ada di kawasan Barat Indonesia," terang Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, ketertinggalan itu harus diakui. Sehingga langkah kedepan bagaimana membuat perguruan tinggi di wilayah Timur Indonesia bisa lebih maju dari sekarang.
"Paling tidak mendekati level perguruan tinggi di kawasan Barat, terutama di Jawa yang sudah jauh di depan kita," tuturnya.
Sutarto menegaskan, pengembangan perguruan tinggi di kawasan Timur jadi tantangan yang harus dipikirkan bersama.
Adapun isu yang sangat penting saat ini, bagaimana mendorong dosen-dosen untuk bisa mengembangkan karir lebih cepat seperti menjadin profesor.
Baca juga: Prof Sutarto tularkan inspirasi lewat buku "Membingkai Bayang-Bayang"
Kemudian juga membantu dosen dalam publikasi internasional sebagai syarat pengusulan meraih guru besar tersebut.
"Tantangan berat lainnya, berubahnya sistem penilaian akreditasi. Kalau dulu menggunakan 7 standar, sekarang 9 kriteria dan itu kita akui sangat berat. Contohnya harus ada prodi terakreditasi internasional dan lain sebagainya," beber Sutarto. Kondisinya hari ini, tambah Sutarto, kemajuan perguruan tinggi di wilayah Timur Indonesia hanya dapat terlihat dari segelintir universitas. Seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang satu-satunya sudah menjalankan secara penuh statusnya sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Kemudian hanya ada 6 PTN yang sudah akreditasi A untuk institusi yaitu ULM, Unhas, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, dan Universitas Udayana (Unud) Bali.
Untuk itulah, Sutarto memastikan pihaknya ingin mengambil peran penting sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Pulau Kalimantan, agar bisa membantu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di kampus yang ada di wilayah XI perguruan tinggi Kalimantan.
Langkah maju itu salah satunya dengan rencana membuka sejumlah Program Studi Doktor yang kini disiapkan ULM yaitu Ilmu Lingkungan, Manajemen, Ilmu Hukum, Sosial Ekonomi Pertanian, Manajemen Pendidikan dan Kedokteran Kesehatan.
"Kita ingin membantu meningkatkan SDM di kawasan Kalimantan yang memiliki 157 perguruan tinggi. Karena faktanya, terutama di PTS masih banyak dosen berkualifikasi hanya S1 dan S2. Sangat jarang bergelar S3. Untuk itu, jika ULM punya banyak Program S3, maka kawan-kawan dosen cukup kuliah di ULM tanpa harus jauh-jauh ke Pulau Jawa," pungkas Sutarto.
Baca juga: ULM to open six new doctoral programs
Baca juga: ULM menorehkan tinta emas luluskan doktor
Rapat Kerja Presidium Konsorsium PTN-KTI sendiri berawal dari pertemuan Munas di Manado pada Maret 2019 lalu. Dimana Rektor Universitas Sam Ratulangi Prof Dr Ellen Joan Kumaat terpilih sebagai Ketua Presidium dan Rektor ULM Prof Sutarto Hadi sebagai wakilnya sekaligus ditunjuk jadi tuan rumah raker pertama Presidium Konsorsium PTN-KTI di Banjarmasin.
Turut hadir pada raker itu sebagai tuan rumah seluruh unsur pimpinan di ULM mulai Dekan hingga Ketua Lembaga dan UPT termasuk Ketua Senat Universitas Prof Dr H Gusti Muhammad Hatta.
Nampak juga Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr Aminuddina Prahatama Putra, Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Dr Achmad Syamsu Hidayat, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Muhammad Fauzi, serta Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Sebanyak 29 pimpinan PTN pun hadir membahas isu-isu kekinian soal pendidikan tinggi dalam rangka menyusun program untuk kemajuan bersama.
"Kami akan membuat program-program strategis mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi yang ada di kawasan Barat Indonesia," terang Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, ketertinggalan itu harus diakui. Sehingga langkah kedepan bagaimana membuat perguruan tinggi di wilayah Timur Indonesia bisa lebih maju dari sekarang.
"Paling tidak mendekati level perguruan tinggi di kawasan Barat, terutama di Jawa yang sudah jauh di depan kita," tuturnya.
Sutarto menegaskan, pengembangan perguruan tinggi di kawasan Timur jadi tantangan yang harus dipikirkan bersama.
Adapun isu yang sangat penting saat ini, bagaimana mendorong dosen-dosen untuk bisa mengembangkan karir lebih cepat seperti menjadin profesor.
Baca juga: Prof Sutarto tularkan inspirasi lewat buku "Membingkai Bayang-Bayang"
Kemudian juga membantu dosen dalam publikasi internasional sebagai syarat pengusulan meraih guru besar tersebut.
"Tantangan berat lainnya, berubahnya sistem penilaian akreditasi. Kalau dulu menggunakan 7 standar, sekarang 9 kriteria dan itu kita akui sangat berat. Contohnya harus ada prodi terakreditasi internasional dan lain sebagainya," beber Sutarto. Kondisinya hari ini, tambah Sutarto, kemajuan perguruan tinggi di wilayah Timur Indonesia hanya dapat terlihat dari segelintir universitas. Seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang satu-satunya sudah menjalankan secara penuh statusnya sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Kemudian hanya ada 6 PTN yang sudah akreditasi A untuk institusi yaitu ULM, Unhas, Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, dan Universitas Udayana (Unud) Bali.
Untuk itulah, Sutarto memastikan pihaknya ingin mengambil peran penting sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Pulau Kalimantan, agar bisa membantu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di kampus yang ada di wilayah XI perguruan tinggi Kalimantan.
Langkah maju itu salah satunya dengan rencana membuka sejumlah Program Studi Doktor yang kini disiapkan ULM yaitu Ilmu Lingkungan, Manajemen, Ilmu Hukum, Sosial Ekonomi Pertanian, Manajemen Pendidikan dan Kedokteran Kesehatan.
"Kita ingin membantu meningkatkan SDM di kawasan Kalimantan yang memiliki 157 perguruan tinggi. Karena faktanya, terutama di PTS masih banyak dosen berkualifikasi hanya S1 dan S2. Sangat jarang bergelar S3. Untuk itu, jika ULM punya banyak Program S3, maka kawan-kawan dosen cukup kuliah di ULM tanpa harus jauh-jauh ke Pulau Jawa," pungkas Sutarto.
Baca juga: ULM to open six new doctoral programs
Baca juga: ULM menorehkan tinta emas luluskan doktor
Rapat Kerja Presidium Konsorsium PTN-KTI sendiri berawal dari pertemuan Munas di Manado pada Maret 2019 lalu. Dimana Rektor Universitas Sam Ratulangi Prof Dr Ellen Joan Kumaat terpilih sebagai Ketua Presidium dan Rektor ULM Prof Sutarto Hadi sebagai wakilnya sekaligus ditunjuk jadi tuan rumah raker pertama Presidium Konsorsium PTN-KTI di Banjarmasin.
Turut hadir pada raker itu sebagai tuan rumah seluruh unsur pimpinan di ULM mulai Dekan hingga Ketua Lembaga dan UPT termasuk Ketua Senat Universitas Prof Dr H Gusti Muhammad Hatta.
Nampak juga Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr Aminuddina Prahatama Putra, Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Dr Achmad Syamsu Hidayat, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Muhammad Fauzi, serta Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Prof Dr Ir H Yudi Firmanul Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019