Kopenhagen (ANTARA News) - Indonesia sepakat menjalin kerja sama sektor
energi terbarukan berupa pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga
angin atau bayu (PLTB) dengan total kapasitas sebesar 60 Mega Watt (MW)
di wilayah Sulawesi Selatan.
"Nantinya akan ada 21 turbin dengan masing-masing kapasitas
sebesar 3,5MW, yang secara total menghasilkan listrik kurang lebih
sebesar 60MW. Untuk konstruksi diharapkan selesai pada akhir 2017," kata
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, di Kopenhagen,
Denmark, Senin.
Penandatanganan kerja sama tersebut antara PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN) Persero yang dilakukan oleh Direktur Bisnis Regional
Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon Masri dengan dengan Direktur Equis
untuk Indonesia Tim Russell berupa Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik
atau Power Purchase Agreement (PPA).
Sementara untuk konstruksi dan penyediaan turbin di Kabupaten
Jeneponto, Sulawesi Selatan, akan dilakukan oleh perusahaan asal Denmark
Vestas Wind System. Proyek di Sulawesi Selatan tersebut nantinya akan
menjadi PLTB terbesar di Indonesia.
Rini menjelaskan, dalam kerja sama yang membuahkan investasi di
Indonesia tersebut, pemerintah tidak mengeluarkan pembiayaan untuk
proyek energi terbarukan itu. Saat ini, instalasi dan konstruksi masih
murni dari investasi asing.
"Untuk kedepannya, dan kita sudah melakukan pembicaraan dengan
mereka, mungkin kami akan bisa untuk membuat towernya. Kami tidak
mengeluarkan biaya sama sekali, jadi PT PLN membuat komitmen untuk
membeli listriknya," kata Rini.
Direktur Equis untuk Indonesia Tim Russell menyatakan bahwa total
investasi yang akan dikeluarkan untuk pembangunan PLTB tersebut berkisar
130-140 juta dolar Amerika Serikat. PLTB tersebut merupakan aset
pertama berupa turbin angin yang dimiliki Equis di Indonesia.
"Proses konstruksi akan memakan waktu maksimal 18 bulan. Selain
itu, kami juga memiliki rencana untuk proyek-proyek lain di Indonesia.
Saat ini, kami memiliki lima alat pengukur kecepatan angin yang ada di
Indonesia untuk melakukan studi," kata Tim.
Direktur Perencanaan Korporat PT Perusahaan Listrik Negara Nicke
Widyawati mengatakan bahwa harga pembelian listrik yang disepakati dalam
kerja sama tersebut adalah sebesar Rp10,89 sen per KWH, dimana harga
tersebut dinilai sangat kompetitif.
"Harga sudah kompetitif dan masih ada potensi yang sama di wilayah
tersebut. Sebetulnya Indonesia memiliki banyak potensi untuk tenaga
angin, seperti di Jawa Barat memiliki potensi 250MW-400MW," kata Nicke.
Sementara itu, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge
mengatakan bahwa adanya kerja sama tersebut merupakan tonggak untuk
transisi energi bersih di Indonesia. Dengan adanya kerja sama tersebut
diharapkan mampu membuka pintu untuk kerja sama lainnya di Indonesia.
"Perjanjian ini bisa terlaksana berkat adanya kerja sama yang
erat antara pemerintah Indonesia dan Denmark serta pihak swasta. Denmark
sangat senang bisa membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai target
listrik 35.000MW," kata Casper.
Dalam kesempatan tersebut, CEO Vestas Anders Runevad menyatakan
bahwa pihaknya melihat ada potensi jangka panjang untuk energi angin di
Indonesia. Dengan adanya proyek tersebut, diharapkan akan terus membuka
jalan lebih banyak untuk investasi tenaga angin di dalam negeri.
Proyek PLTB di Sulawesi Selatan akan menjadi proyek PLTB terbesar
yang diharapkan membuka jalan bagi lebih banyak investasi dalam bidang
energi terbarukan guna mendukung target pemerintah Indonesia
menghasilkan 35.000 MW energi tambahan sekaligus meningkatkan porsi
energi terbarukan hingga 23 persen dalam total bauran energi nasional.
Saat ini, porsi energi terbarukan di Indonesia masih berkisar 5-6
persen, sementara pemerintah pada tahun 2015 menyatakan mengurangi emisi
karbon hingga 29 persen di tahun 2030.
Indonesia Jalin Kerja Sama Energi Terbarukan
Selasa, 20 September 2016 11:11 WIB
Harga sudah kompetitif dan masih ada potensi yang sama di wilayah tersebut. Sebetulnya Indonesia memiliki banyak potensi untuk tenaga angin, seperti di Jawa Barat memiliki potensi 250MW-400MW,