Amuntai (ANTARA) - Pembukaan Pasar Ramadan di berbagai daerah menjadi semacam galeri wisata kuliner bagi generasi muda untuk mengenal berbagai jenis kue trasidional yang jarang dijumpai diluar Ramadan.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan Hj Anisah Rasyidah Wahid di Amuntai, Senin mengatakan, generasi muda saat ini minim pengetahuan terhadap 'wadai' (kue) khas Banjar yang sudah langka seperti 'Gaguduh Barandam' (Pisang Goreng berkuah), cengkaruk, wajik dan lainnya.
"Anak-anak dan remaja sekarang hanya tahu cemilan dan makanan moderen seperti ciki-ciki, kentuky tapi tidak mengenai kue tradisional daerah," ujar Anisah.
Anisah mengatakan, sebagian jenis kue Banjar memang sudah jarang ditemui diperjualbelikan di warung atau swalayan sehingga generasi muda minim pengetahuannya.
Jenis-jenis kue khas Banjar yang langka ini hanya dibikin masyarakat pada saat event-event tertentu seperti resepsi perkawinan, acara tradisi didesa dan kampung seperti Ba'ayun Mulud, sunatan dan lainnya.
"Orang-orang yang bisa membikin jenis kue tradisional ini juga hanya sedikit jumlahnya dan hanya membikin kue saat event tertentu saja atau sesuai pesanan," terang Anisah.
Menurutnya keberadaan kue khas Banjar yang langka ini perlu dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu agar tidak lenyap tertelan zaman.
Seiring tibanya Bulan Suci Ramadan, kata Anisah, jenis-jenis kue tradisional yang langka ini kembali bisa ditemui di pasar-pasar Ramadan.
Pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) mengadakan Pasar Ramadan yang salah satu tujuannya untuk melesterikan makanan dan kue khas daerah.
Meresmikan Pasar Ramadan 1440 H di Ruas Jalan Basuki Rahmat Kota Amuntai Anisah bersama Bupati HSU Abdul Wahid dan jajaran pejabat Pemkab HSU serta Forkopimda membeli berbagai pangan dan kue yang dijual pedagang.
Beberapa pedagang yang menjual pangan dan kue tradisional langsung mendapat pesanan dari Anisah dan pejabat lainnya baik untuk hidangan berbuka keluarga nanti maupun dibagikan kepada kerabat dan tetangga.
Bupati Abdul Wahid dalam sambutan sebelum membuka Pasar Ramadan berharap masyarakat bisa berbelanja di Pasar Ramadan yang sudah disediakan lokasinya.
Namun pedagang hanya diperbolehkan berjualan mulau pukul 14.00 wita sesuai Peraturan Daerah (Perda) yang mengaturnya.
"Mari kita isi Bulan Ramadan dengan Amal Ibadah dan menghormati orang yang berpuasa dengan berjualan makanan berbuka sesuai peraturan," kata Wahid.
Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten HSU Ahmad Redhani Effendi mengatakan, Pemda menggratiskan lapak berjualan dan tempat parkir agar pedagang dan masyarakat meramaikan keberadaan Pasar Ramadan.
"Lokasi pasar ramadan juga kami pilih di lokasi yang strategis, aman dan nyaman sehingga masyarakat senang berkunjung dan berbelanja di Pasar Ramadan," katanya.
Diinformasikan sebanyak 45 lapak berjualan dibagikan kepada 25 pedagang yang berminat berjualan di Pasar Ramadan. Sebagian pedagang bahkan ada yang mengisi sampai dua buah lapak berjualan.