Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tahun Baru Cina 2570 yang jatuh pada 5 Februari 2019 lalu ternyata masih berdampak pada perusahaan jasa ekspedisi di mana pengiriman barang masih lesu pasca momen Imlek.
Diakui owner PT Lintas Jawa Grup Saut Nathan Samosir di Banjarmasin, Jumat, mengatakan omzet mereka turun hingga 50 persen.
"Kegiatan kami di atas 50 persen barang tidak ada masuk sampai saat ini dibandingkan awal tahun," kata Samosir, Jumat (15/2).
Dia mengungkapkan, saat awal tahun pengiriman barang masih normal tetapi satu Minggu sebelum Imlek dan sampai sekarang kondisi arus barang jauh menurun.
"Di saat normal, sekali jalan antara lima sampai tujuh truk. Kalau saat ini hanya satu atau dua truk," bebernya.
Seperti diketahui, Imlek merupakan hari libur nasional yang jadi perayaan terpenting orang Tionghoa, di mana para pemilik barang dan toko-toko di Banjarmasin kebanyakan orang keturunan Cina, sehingga pada merayakan Imlek semua tutup dan tidak beraktivitas hingga berdampak lesunya pengiriman barang dari Pulau Jawa ke Banjarmasin.
Selain itu, perusahaan jasa ekspedisi juga merasakan dampak dari gelombang air laut yang sempat tinggi pada pekan lalu hingga empat hari kapal tidak berlayar. Akibatnya, terjadi penumpukan barang baik di Surabaya maupun di Banjarmasin.
Di sisi lain, kebijakan kenaikan tarif kargo penerbangan ternyata cukup berdampak positif bagi ekspedisi di jalur laut. Samosir menyatakan, ada kenaikan kecil sekitar lima persen dari sebelumnya.