Hujan yang sering turun dalam beberapa bulan terakhir membuat air PDAM di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan sering keruh.
Menurut Direktur PDAM Barabai, Khudriadi di Barabai, Senin, sejak satu bulan terakhir kualitas air bersih turun atau lebih keruh terutama saat pagi hari ketika saluran distribusi di rumah pertama kali dibuka.
Menurut dia, hujan yang sering turun menyebabkan peningkatan endapan lumpur di sungai. Terlebih lagi bila hujan lebat yang turun terjadi di kawasan pegunungan atau hulu.
Selain menyebabkan endapan lumpur kata dia, arus sungai juga membawa ranting pohon yang seringkali hanyut dari daerah hulu sehingga menyulitkan proses penyerapan dan pengolahan air baku.
Kendati demikian, tambah dia, hingga saat ini belum ada laporan maupun keluhan dari pelanggan terkait dengan kualitas dan tingkat kekeruhan yang lebih tinggi dibandingkan biasanya itu.
"Pada umumnya pelanggan sudah maklum bila musim hujan seperti sekarang ini tingkat kekeruhan memang lebih tinggi. Selain itu, air keruh hanya keluar pagi hari saat pertama di buka saja dan setelah itu kembali bersih," katanya.
Apalagi, hujan yang turun di daerah pegunungan atau hulu sering tidak diketahui atau sulit diprediksi, sehingga petugas pengolahan air bersih kadang tidak mengetahui bila kekeruhan air meningkat.
Karena ketidaktahuan tersebut, tambah dia, campuran bahan pembersih akhirnya tidak sesuai dengan tingkat kekeruhan air sungai sehingga hasilnya tidak maksimal.
Selain endapan lumpur, tingkat kekeruhan air bersih yang didistribusikan juga dipengaruhi oleh kondisi pipa yang sudah berumur lama atau tua.
"Makanya, seringkali saat pagi ketika pipa distribusi di rumah dibuka pertama kali, air bercampur dengan karat. Tapi hal itu hanya sebentar saja," tambahnya. (adi)