Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pameran Hari Pangan Sedunia Ke-38 tahun 2018 yang berlangsung di halaman Kantor Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru memang jadi ajang setiap daerah dari seluruh penjuru nusantara menampilkan keragaman khas panganan lokalnya.
Seperti Kabupaten Jember memamerkan nanas madu super besar berukuran 4 hingga 8 kilogram. Daerah yang terletak di wilayah tapal kuda, Provinsi Jawa Timur ini juga membawa 25 macam produk olahan dari bahan alam yang dibuat sedemikian rupa menjadi pangan unggulan.
Seperti beras organik tiga warna, yakni putih, merah dan hitam. Kemudian ada kecap jamur, olahan maringgi, tape suwar-suwir serta mie sayur dari4 varian, yakni wortel, bayam, buah naga dan sayur katu.
"Perkembangan produk kita sangat bagus dan laku hingga ke luar daerah, makanya kami sangat antusias mengikuti pameran nasional ini," terang
Titi selaku Kasubbag Bagian Perekonomian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Jember.

"Kami berharap UKM Jember bisa mendapatkan wawasan dengan mengikuti pameran ini dan kedepannya terus meningkatkan kualitas produk olahannya," tutur wanita berhijab ini.
Stand Pemkab Jember juga menarik perhatian dengan adanya produk teh dan kopi lengkap beserta alat penyajiannya. Sehingga pengunjung bisa langsung mencicipinya.
10 macam lebih produk kopi dan teh ditampilkan dari jenis olahan Robusta hingga Arabica dan merek "Roinga full leaves teh" yang memiliki rasa khas sedikit pedas hingga menjadi obat alami untuk menenangkan pikiran dan mengusir stres setelah meminumnya.

Sedangkan produk teh berasal dari kebun teh Gunung Gambir di Desa Gelang, Kecamatan Sumber Baru yang berjarak sekitar 48 Km dari pusat kota Jember.
Sementara stand Kabupaten Merauke juga tak kalah menariknya. Sebagai satu-satunya kabupaten yang mewakili Provinsi Papua, mereka menampilkan banyak olahan pangan lokal yang mayoritas terbuat dari non-beras dan non-terigu.
"Ada 30 macam produk UKM yang kami tampilkan pada pameran kali ini yang sebagian besarnya dari olahan singkong, pisang, sagu, ubi dan jagung," kata Feni Rumlus selaku Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke.

"Bagi yang ingin merasakan enaknya abon rusa atau dendeng rusa, silahkan mampir ke stand kami. Karena olahan ini hanya ada di Merauke," ujarnya.
Di Merauke juga mengenal istilah "One day no rice" yang artinya Satu hari tanpa nasi. Sehingga wajar, banyak olahan pangan yang terbuat dari ubi dan sagu.
Kemudian ikan gastor yang ditemukan banyak hidup secara liar di banyak daerah di Merauke juga diolah jadi abon dan tentunya wajib dicoba juga bagi yang belum pernah memakannya.

"Kalau tingkat kabupaten setiap tahun kami laksanakan pameran untuk memeriahkan Hari Pangan Sedunia. Apalagi di Merauke jadi sentral produksi padi di Papua," bebernya.
Untuk mendukung kelancaran keikutsertaan Kabupaten Merauke pada pameran skala nasional terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan ini, Wakil Bupati Merauke Sularso dan sejumlah pejabatnya pun hadir seperti Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bambang Dwi Atmoko dan Kepala Dinas Pertanian Edy Santoso.

Di areal standstand outdoor ada juga menampilkan banyak Alat mesin pertanian (Alsintan) yang menunjang modernisasi pertanian bagi petani di masa kini.
Kemudian Kampung Pertanian Terpadu di kawasan areal depan Kantor Setdaprov Kalsel di Banjarbaru juga menarik dikunjungi karena kawasan asri yang hijau dengan tumbuhan sayur dan buah serta kandang-kandang untuk kembang biak hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam hingga bebek.