Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Dosen pascasarjana Univeristas Islam Negeri Antasari Banjarmasin DR Hj.Habibah, Lc MA mengkhawatirlan penyebaran paham Syi'ah dan Wahabi melalui internet bisa meracuni generasi Muslim.
"Pemuda kita sering mencari informasi tentang Islam melalui Internet khususnya melalui situs Google, khawatirnya Informasi yang diperoleh bersumber dari pengaruh Syi'ah dan Wahabi," ujar Habibah di Amuntai, Kamis.
Habibah mengatakan, banyak masyarakat yang mencari informasi melalui "mbah Google" karena lebih mudah dilakukan hanya melalui telepon seluler atau android.
Padahal, lanjutnya, banyak paham sesat yang juga beredar di dunia maya dengan bentuk 'wajah Islam' yang berpotensi meracuni generasi Muslim.
Saat ini, kata Habibah, perang tidak lagi dilakukan secara fisik sebagaimana masa perjuangan kemerdekaan, tapi strategi perang yang dilancarkan Kaum Kafir lebih canggih lagi yakni melalui Teknologi Informasi seperti internet dan televisi.
Menurutnya, cara lebih aman mencari informasi mengenai Syariat Agama Islam melalui alim ulama, ustadz atau ustadzah dilingkungan tempat tinggal masing-masing.
"Hadirilah majelis ta'lim, lembaga pendidikan agama seperti pondok pesantren, madrsyah dan lainnya karena persoalan yang ditanyakan bisa dirujuk langsung ke Al-Qur'an, Kitab Hadist dan Buku karangan ulama terkemuka," kata Habibah.
Menyampaikan materi pada Sarasehan yang dilaksanakan Badan Kontak Majelis Ta'lim (BKMT) Kalimantan Selatan di Aula KH DR Idham Khalid Amuntai, Kamis, Habibah berharap para ulama, mubalighoh di BKMT dapat membantu memberikan dakwah kepada generasi muda melalui metode dan teknik yang sesuai dengan generasi muda.
Selain itu, katanya para ulama, ustadz dan ustadzah juga harus mengimbangi penyebaran paham sesat di internet dengan mengupload sebanyak-banyak tulisan dan karangan tentang Syariat Islam dalam menjawab perrsoalan kekinian di masyarakat.
Menurutnya, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sudah tidak bisa dihindari di era kemajuan saat ini sehingga perjuangan Syiar Islam dan Dakwah juga harus memanfaatkan kemajuan teknologi yang sedang berkembang.
"Ulama kita juga harus memiliki akun resmi di Facebook, Twitter yang bisa dijadikan rujukan masyarakat saat mencari informasi tentang agama Islam di Internet," katanya.
Habibah mengingatkan, para orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan kepada putera-puterinya, jangan sampai mereka mengakses pornografi dan ajaran sesat melalui media sosial dan internet.
Pengawasan juga harus dilakukan pada pergaulan anak agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.