Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Atlet angkat berat paralympic Provinsi Kalimantan Selatan Hero Pariyono mengaku telah mengirim surat untuk Presiden RI Joko Widodo.
"Isi surat yang saya kirim untuk bapak Presiden itu mengenai curahan hati karena tidak dipanggil dalam pelatihan nasional (Pelatnas) untuk Asian Paragames 2018," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
Menurut dia, segala upaya sudah dilakukannya untuk menembus kepercayaan negara agar biasa masuk skuat atlet angkat berat pada Asian Paragames yang akan berlangsung di negara ini pada 6-13 Oktober 2018.
"Bahkan saya sudah dinyatakan lolos pada seleksi persiapan atlet angkat berat untuk Asean Paragames di bulan Oktober 2017 lalu, ternyata seletalah itu saya tidak dipanggil untuk Pelatnas Asian Paragames 2018," tuturnya.
Hero menduga, telah dicekal National Paralympic Committee (NPC) pusat di Solo, sehingga dirinya tidak bisa berlaga pada Asian Paragames 2018 yang berlangsung di negera sendiri.
"Akibat ketidak jelasan kenapa saya tidak dipanggil untuk mengikuti Pelatnas Asian Paragames ini, saya sangat kecewa, bahkan membuat semangat saya benar-benar menjadi drop," paparnya.
Dia mengaku ketidakadilan bagi dirinya ini terjadi untuk kedua kalinya, yakni, pada Asean Paragames Malaysia pada 2017 tidak diikutkan pula dalam Pelatnas, padahal dirinya mendapatkan medali emas pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Jawa Barat.
"Bahkan prestasi saya pada Paparnas PON 2016 itu memecahkan rekor nasional, jadi saya heran kenapa saya tidak diberi kesempatan untuk membela negara saat di negera sendiri ini akan berlangsungnya," tegas Hero.
Karena adanya dugaan ketidak beresan ini, dirinya pun sudah melaporkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, namun sayangnya belum mendapatkan hasil maksimal alias tidak ada titik temu yang memuaskan dirinya kenapa tidak dilibatkan dalam Asian Paragames 2018 ini.
"Usaha saya trakhir untuk mendapatkan hak bisa berlaga di Asian Paragames 2018 ini, saya pun akhirnya memberanikan diri mengirim surat untuk bapak Presiden, moga beliau mendengarkan keluhan saya ini, sebab penting bagi saya mendapat perhatian beliau," tuturnya.
Dia menyebutkan telah membela negera tercinta ini dibeberapa Asean Paragames bahkan meraih medali emas, yakni, di Vietnam 2003, Filifina 2005, Thailand 2008.
"Pada Kejuaraan dunia CUP Malaysia 2007 mendapat medali perak, Asean Paragames di Indonesia pada 2011 mendapat medali perak, pada Malaysia Open 2012 mendapat medali perunggu dan mendapat medali perak pada Asean Paragames di Myanmar 2014," tuturnya.
Dia pun pernah pula menjadi atlet nasional di Asian Para Games di Inchoen Korea pada 2014, dan mendapat prestasi rangking empat dan rangking 6 pada Powerlifting di Kazakstan 2015.
Dia menyebutkan, sering latihan beban berat 200 sampai 220 Kg waktu di Pelatnas dulunya, artinya kalau masih dipanggil dalam Pelatnas Asian Paragames 2018 akan bisa mengejar limit angkatan, karena tekad dan keinginannya sangat kuat sekali terus membela negara ini.***4***