Paringin, (Antaranews Kalsel) - Umat Hindu di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, merayakan Hari Raya Galungan di Pure Jagatnata Bejalin Jaya di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Rabu (30/5), sekitar pukul 16.00 Wita.
Tiga agama laksanakan hari besar keagamaan dengan penuh kekhusukan di Kecamatan Halong, di kabupaten berjuluk "Bumi Sanggam" yang merupakan miniatur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena memiliki beragam suku, agama dan aliran kepercayaan.
Sehari usai perayaan Trisuci Waisak 2562 BE di Vihara Dhamaratana Desa Kapul, Kecamatan Halong, giliran umat Hindu yang juga merayakan Hari Raya Galungan yang sekaligus bertepatan dengan hari suci umat Muslim, yakni bulan Ramadhan 1439 H/2018 Masehi.
Baca juga: Umat Budha Balangan sambut perayaan Trisuci Waisak 2562 BE
Ratusan umat Hindu hadir dalam perayaan Galungan, yang dibuka Penghulu Desa Liyu, Riansyah dan diteruskan dengan ceramah oleh Pandita Sri Gantiyo dan Mariyana.
Hari Raya Galungan dimaknai kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Dharma (keburukan), "Bersatunya rohani dan pikiran yang jernih merupakan wujud dari pada Dharma dalam diri masing-masing. Sebaliknya segala kekacauan pikiran itu itulah yang dipercaya sebagai wujud Adharma (keburukan)," sampainya.
Melalui momentum Hari Raya Galungan, umat dapat merayakan kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan), sekaligus mulai melaksanakan jalan kebaikan dan kebenaran sebagai tuntunan untuk menjalankan segala "Swadarmaning" kehidupan di dunia.
"Mari jadikan momentum Hari raya Suci Galungan dan Kuningan sebagai hari raya yang benar-benar mampu mengendalikan sifat-sifat keburukan (kebinatangan) dalam diri untuk menjadi sifat-sifat kebaikan (kedewaan), sehingga kemenangan Dharma yang sesungguhnya dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari," ujar Pandita.
Pandita berharap umat Hindu Balangan dapat menjalankan ibadah dengan tenang, yakni dengan didukung oleh suasana yang aman dan nyaman, dengan membersihkan hati dan tetap dalam lindungan Ida Sanghyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat untuk menerapkan makna Hari Raya Galungan dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan kehidupan yang dijalani menjadi sejahtera, rukun dan harmonis.
"Momen Hari Raya Suci Galungan menjadi sarana masyarakat untuk menjaga toleransi dan harmonisasi hubungan antarmanusia, terlebih umat beragama lainnya juga sedang merayakan hari besar agamanya masing-masing," ujarnya.
Pelaksanaan ibadah hari raya Galungan berlangsung dengan hikmad terlebih saat pelaksanaan acara Penyucian Tirta dan Doa yang dipimpin oleh Pandita Sri Gantiyo.
Perayaan Hari Raya Galungan didukung dengan pengamanan oleh TNI dari Kodim 1001/Amt-Balangan dan Polres Balangan, dalam upaya turut berpartisipasi menjaga kekhusukan umat beragama dalam kebebasan menjalankan ibadahnya sesuai agama yang dianutnya.