Semerbak wangi melati yang telah berjam-jam terkena panas matahari itu menghiasi keceriaan unsur Muspida dan tokoh masyarakat Kotabaru yang menjemput tibanya kru ekspedisi pelayaran Sabang-Merauke Katir Nusantara 2 di Siring Laut Kotabaru.
Meski terlambat satu hari dari jadwal, kedatangan kru pelayaran Sabang-Merauke juga dikawal dua buah perahu katir asal Tanjung Lalak, Pulau Karyaan di Pulau Laut Kepulauan yang didatangkan secara khusus.
Ketua kru ekspedisi Effendy Suleman mengaku cukup bangga atas sambutan yang diberikan Pemkab dan unsur Muspida Kotabaru.
"Kedatangan kami ke Kotabaru bukan yang petama, tetapi ini yang kedua kalinya setelah 20 tahun lalu kami juga telah singgah di Kotabaru," kata Effendy mengenang.
Bahkan ia ke Kotabaru menurutnya merupakan sebuah nostagia dengan sejumlah pejabat, diantaranya, mantan Bupati Kotabaru Tata M Anwar dan Wakil Bupati Kotabaru Rudy Suryana.
Kedatangannya ke Kotabaru dengan bertemu sejumlah pejabat itu menambah semangatnya untuk meraih cita-citanya ingin mempersatukan pulau-pulau di Indonesia dengan cadik Katir Nusantara 2.
Ia mengaku sangat bangga dengan perahu berukuran kecil mampu mengarungi samudera di Indonesia.
"Mungkin ini yang pertama kalinya," kata Effendy dengan bangga.
Ia sangat kecewa melihat dan mendengar telah banyak buku-buku atau kisah tim yang telah berhasil mengelilingi Indonesia dengan perahu katir.
"Tetapi sayang, tim yang sukses itu bukan tim asal Indonesia, tetapi tim asing," tandasnya.
Padahal, kru anak buah kapal (ABK) dari tim tersebut sebagian besar orang Indonesia.
Mantan wartawan Suara Pembaruan itu bertekad akan mengunjungi pulau-pulau di Indonesia untuk membangkitkan semangat para generasi muda agar memiliki tekad kuat untuk menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang memiliki martabat dan harga diri.
Dalam ekspedisinya kali ini, Effendi Sulaiman dibantu tiga orang kru.
Kru tersebut terdiri atas, Masopala Universitas Sriwijaya Haberta Adi Pratama (Ibeth), Mapala Universitas Indonesia Sugi Berkat Jatmiko dan dari pramuka Saka Bahari Jakarta M.Yamani.
"Sebagai pemuda kami ingin lain dari yang lain," kata Haberta.
Lulusan Sosial Politik jurusan Administrasi Negara Universitas Sriwijaya itu mengaku, sangat bangga bisa diterima dalam tim ekspedisi Sabang-Merauke katir Nusantara 2.
"Kami ingin berlayar mengarungi samudera dan mempersatukan pulau-pulau di Indonesia dengan katir," ujarnya bangga.
Banyak suka dan duka dalam perjalanan di tengah laut.
Hal yang paling dikenang adalah, saat di tengah laut tidak ada angin dan kondisi cuaca sangat panas (laut mati).
"Dalam kondisi yang sulit itu udara cukup pana, ditambah suhu air laut juga sangat panas, membuat hati ini ciut dan tidak tahu harus bagaimana," kenangnya.
Saat-saat seperti itu, Haberta teringat ketika di daratan udaranya yang sejuk dan segar.
Meski perahu katir berukuran kecil, ia bersama kru yang lain tidak pernah mengalami kekurangan bahan makanan dalam pelayaran.
"Setiap singgah di pulau, kami tidak lupa mensiapkan bekal untuk selama dalam pelayaran," ujarnya.
Perwakilan
Wakil Bupati Kotabaru Rudy Suryana mengatakan, perahu katir yang berlabuh ini merupakan nostalgia saja, karena hanya kagiatan tindak lanjut dari 20 tahun yang lalu saat dipimpin oleh Tata M. Anwar saat masih menjabat Bupati Kotabaru.
"Kedatangan mereka hanyalah nostalgia, karena mereka semua adalah teman saya, dan mereka sempat tidur di rumah saya," katanya.
Sedangkan Kapten Kapal dan sekaligus Nahkoda Effendy Sulaiman mengatakan, kedatangannya ke Kotabaru bukan baru sekali ini saja, tapi sudah dua kali.
Ia mnginjakkan kaki di Kotabaru seperti berada di Jakarta, dan tidak telalu asing karena disini ketemu teman-teman lama.
Soleman mengharapkan setelah adanya ekspedisi ini, agar setiap daerah memiliki perwakilan untuk mengikuti petualangan, terutama kecintaan bahari.
Kapal ini memiliki panjang 8,5 meter, lebar 6 meter dengan tinggi tiang layar 10 meter dan dibantu dua mesin tempel masing-masing 15 pk bila diperlukan dengan harga sekitar 300 juta.
Selain itu perahu katir ini dilengkapi alat seperti GPS, Kompas, Telpon satelit sebagai pembantu menemukan arah yang akan dituju, dan mengukur jarak yang akan ditempuh.
Setelah sempat empat bulan tidak melakukan petualangan laut karena kehabisan dana, akhirnya perahu ini kembali berlayar dan mendapat bantuan dari TNI AL.
Sedangkan mantan Bupati Kotabaru Tata M.Anwar mengatakan, ekspedisi ini dapat memancing semangat anak muda Kabupaten Kotabaru untuk ikut menjadi kru dan berpetualang mengarungi samudera.
"Ini harus didukung oleh pemerintah daerah sekaligus sebagai penyokong dana dan TNI Angkatan Laut sebagai pembimbing dan melatih anak-anak muda kotabaru untuk masa yang akan datang", kata Tata.
Komandan Angkatan Laut Letkol (P) Yudi Subiyantoro SIP, melalui Kapten (E) Agustinus, mengatakan, setelah sampai di Kotabaru, Katir Nusantara 2 akan melanjutkan ekspedisinya berlayar mengelilingi Indonesia dari Sabang sampai Merauke menuju Sulawesi.
Salah satu tujuan ekspedisi tersebut, menurut Agustinus, menumbuhkan kecintaan para pemuda dan generasi muda terhadap bahari, yang akhir-akhir ini mulai luntur di kalangan generasi muda.
"Mereka menganggap laut sebagai pemisah, justru sebaliknya laut ini merupakan pemersatu bangsa dan pemersatu pulau di Indonesia," kata Agustinus.
Agustinus menceritakan, Nahkoda Cadik Katir Nusantara 2 Effendy yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Soeharto itu adalah seorang petualang yang hebat.
Sekitar 1980-an hingga tahun 1990-an, Effendy pernah berperahu cadik dengan melakukan petualangan dari Jakarta-Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, bahkan berlayar ke Penang, Malaysia./C/