Tanjung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah bersama PT Maruwai Coal mendorong pemanfaatan dana desa untuk pengembangan minyak Atsiri atau komoditas aromatik lainnya.
Selanjutnya para kepala desa dan pengurus BUMDes mengikuti seminar terkait bisnis, teknis, serta arah regulasi terkait pengembangan minyak atsiri, khususnya komoditas tanaman nilam.
Baca juga: LPEI dukung pelaku usaha minyak atsiri perluas ekspor
Perwakilan DPMD Kabupaten Murung Raya, Benz Roys mengatakan budidaya tanaman aromatik yang digeluti BUMDes Batu Batuah Desa Batu Tojah Kecamatan Barito Tuhup Raya terbukti mampu memberi kontribusi nyata terhadap pendapatan desa.
"Kami berharap desa lain dapat mengikuti jejak sukses ini untuk memperkuat ketahanan ekonomi desanya,” kata Benz, Selasa.
Seminar potensi dan prospek minyak Atsiri yang diinisiasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa setempat mendapat antusiasme tinggi dari peserta.
Tercatat 100 peserta (kepala desa dan pengurus BUMDes) dari 50 desa diarahkan untuk mendorong replikasi keberhasilan BUMDes Batu Batuah daam mengembangkan model bisnis tanaman aromatik secara berkelanjutan.
Narasumber masing-masing Dr Suprapto dan Nuriyah Siti Hazerah dari Dewan Atsiri Indonesia, Martsiano Wija Dirgantara dan Mira Hardani dari Taru Wangi (buyer), Londan dari BUMDes Batu Batuah serta Terio Toni dari P3MD Provinsi Kalimantan Tengah.
Section Head Community Development PT Maruwai Coal, Riawan Ma’ruf, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi bagian dari upaya memperluas dampak program pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan ini wujud komitmen kami memperluas dampak positif dari program pemberdayaan," jelasnya.
Keberhasilan BUMDes Batu Batuah menjadi model potensial yang diharapkan dapat direplikasi desa lain agar kemandirian ekonomi masyarakat tumbuh merata.
Salah satu peserta seminar Ali Mahmud mengaku bisa mendapatkan wawasan baru terkait peluang pengembangan komoditas atsiri serta berdiskusi langsung dengan ahlinya.
“Kesempatan berdiskusi langsung dengan praktisi dan buyer membuka wawasan kami dan meningkatkan keyakinan untuk ikut mengembangkan komoditas ini ,” ujarnya.
Diskusi interaktif dalam forum tersebut menyoroti perlunya pendampingan teknis yang merata bagi desa-desa pemula.
Dari luasnya wilayah Murung Raya perlu mekanisme pendampingan yang lebih terstruktur dan dekat dengan desa agar proses pengembangan dapat berjalan lebih efektif.
Termasuk merekomendasikan agar DPMD membentuk tim penyuluh atau pendamping khusus yang dilatih untuk mempercepat transfer pengetahuan teknis budidaya dan pengolahan minyak atsiri.
Baca juga: Kalsel Kembangkan Atsiri
Dengan kuatnya minat desa serta kepastian pasar hingga dukungan regulasi dari P3MD, pengembangan minyak atsiri di Kabupaten Murung Raya diyakini menjadi peluang ekonomi baru yang mampu memperkuat kemandirian desa.
