Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Filantropi Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menggelar Philanthropy Learning Forum on SDGs (PLF on SDGs) di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kamis (24/8).
Rangkaian roadshow PLF on SDGs ini bertujuan untuk mengidentifikasi persoalan yang dihadapi lembaga filantropi lokal serta pemerintah daerah dalam memahami dan mengimplementasikan SDGs. Selain itu, diharapkan melalui kegiatan ini akan dapat dirumuskan platfrom perluasan jaringan bagi lembaga filantropi lokal serta memperkuat peluang kemitraan antar berbagai pihak yang terlibat dalam sektor filantropi.
"Agar kemitraan antar sektor dan pemangku kepentingan dapat berjalan baik, harus ada pendekatan inklusif, komunikasi yang terbuka, serta komitmen dari semua pihak," ujar Timotheus Lesmana, Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia.
Dia menambahkan bahwa dengan dukungan kemitraan yang berkelanjutan dan inovatif maka implementasi SDGs dapat berjalan sukses.Dengan adanya kepercayaan dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat sipil, maka bentuk governance (tata kelola) bagi kemitraan yang ideal dapat tercipta.
Peran kemitraan adalah menjadi connector yang menghubungkan antar titik atau aktor yang memiliki tujuan dan visi yang sama.
Okty Damayanti, Head of CSR PT Adaro Energy Tbk, mengungkapkan, "Kemitraan harus memberdayakan komunitas yang ingin dibangun, perlu juga ada recognition untuk pihak-pihak yang menjadi pelopor kemitraan di bidang masing-masing".
Menurutnya Yayasan Adaro Bangun Negeri sudah memulai kemitraan antara filantropi, pemerintah dan masyarakat yang diberdayakan sebagai wujud pelaksanaan SDGs di Banjarmasin.
Bappenas menyatakan bahwa di Indonesia ke-17 tujuan SDGs dibagi ke dalam empat pilar. Keempat pilar itu mengacu pada dimensi pembangunan berkelanjutan, pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum.
Selain itu, dengan berdasarkan prinsip inklusif, Indonesia membentuk empat platform pemangku kepentingan kepentingan SDGs yang saling berkaitan dengan perannya masing – masing, yaitu (1) pemerintah dan parlemen, (2) akademisi dan pakar, (3) filantropi dan pemangku usaha, serta (4) organisasi masyarakat sipil dan media.
Kegiatan filantropi memiliki keunggulan karena dapat menjangkau wilayah Indonesia yang luas. Diharapkan pemetaannya bisa tersapa oleh kemitraan di antara filantropi, pemerintah pusat dan daerah. Lembaga filantropi diharapkanjuga berperan sebagai mediator baik di lingkup nasional maupun global untuk pencapaian SDGs.
Tentang Filantropi Indonesia
Filantropi Indonesia adalah sebuah perhimpunan atau asosiasi yang bersifat nirlaba dan independen yang bertujuan memperkuat lembaga dan kegiatan filantropi di Indonesia agar bisa berperan dan berkontribusi dalam pencapaian keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan Filantropi Indonesia difokuskan pada: kajian dan edukasi, peningkatan kapasitas organisasi filantropi, fasilitasi kemitraan lembaga filantropi dengan sektor lain, serta advokasi kebijakan. Info mengenai profil Filantropi Indonesia bisa dilihat di www.filantropi.or.id
Tentang Yayasan Adaro Bangun Negeri
YABN adalah yayasan perusahaan yang dibentuk oleh ADARO Group untuk mendukung pencapaian misi perusahaan yaitu mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional, khusunya di Kalimantan Selatan.
YABN selalu berupaya menjadi katalist dalam masyarakat yang memberikan dampak perubahaan kearah lebih baik dalam bidang ekonomi lokal, pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan lingkungan yang lebih lestari. Pendekatan inklusif selalu menjadi pedoman dalam menjalankan program disertai peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengelola, menggerakkan dan membesarkan kiprah YABN.