Saat berada di Jalan Rosella, MA terus berusaha untuk menghubungi MR berkali-kali agar mau bertanggung jawab, tetapi tanpa hasil.
Di tengah kebingungan, ucap AKBP Pius, MA akhirnya meninggalkan plastik berisi jasad bayinya di selokan yang kemudian ditemukan oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Banjarbaru AKP Haris Wicaksono juga mengatakan bahwa pihaknya telah menerbitkan dua laporan resmi terkait kasus ini.
Laporan pertama, pihaknya menerbitkan laporan tentang tindak pidana persetubuhan anak di bawah umur yang menjerat MR, dan laporan kedua terkait tindak pidana pembuangan bayi yang melibatkan MA.
Baca juga: Polres Banjarbaru-FKUB jaga kerukunan umat beragama
"Pelaku MR sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 81 UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana 5 hingga 15 tahun penjara," ucap Kasat Reskrim, saat melakukan konferensi pers di Polres Banjarbaru.
Sementara itu, untuk MA yang masih berstatus sebagai anak dan juga korban dalam kasus ini, dia akan menjalani proses hukum sesuai dengan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
“Korban MA masih dalam tahap pemulihan fisik dan mental setelah melahirkan. Kami pastikan proses hukum berjalan, namun tetap mempertimbangkan kondisi psikologis korban,” ujar AKP Haris.
Pihak kepolisian, terang AKP Haris, menegaskan komitmen untuk menegakkan hukum sekaligus memberikan perlindungan bagi MA.
“MA mengalami tekanan luar biasa dan menjalani semua sendiri, Kami mengusulkan agar hukuman yang dijatuhkan oleh majelis hakim nanti bisa bersifat ringan, seperti masa percobaan atau pekerjaan sosial,” tutur Kasat Reskrim Polres Banjarbaru.
Baca juga: Polres Banjarbaru patroli dan sambang poskamling guna jaga Kamtibmas
