Jakarta (ANTARA) - Bali berduka, banjir menerjang Pulau Dewata, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sembilan orang meninggal dunia, dua hilang, dan 620 terdampak banjir di enam kabupaten dan kota di Provinsi Bali, Rabu.
Di Denpasar, Pemerintah Kota secara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan langkah ini diambil untuk mengoptimalkan penanganan bencana, mengantisipasi dampak lanjutan, serta menjamin kelancaran aktivitas masyarakat selama masa pemulihan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Rabu malam, mengatakan data jumlah korban tersebut, hasil kaji cepat penanganan darurat yang diterima hingga pukul 18.45 WIB.
"Rincinya 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak, sebanyak sembilan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dua orang hilang," ujarnya.
BNPB mengonfirmasi sebaran wilayah terdampak banjir, meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan.
Baca juga: Pemkot Denpasar tetapkan status tanggap darurat bencana banjir
Ia menyebut di Kota Denpasar lima korban meninggal dunia dan dua hilang, di Kabupaten Jembrana dua orang meninggal dunia dengan 103 kepala keluarga atau 200 jiwa terdampak, di Gianyar satu orang meninggal dunia, dan di Badung satu orang meninggal dunia.
Selain itu, di Klungkung tercatat 99 kepala keluarga atau 420 jiwa terdampak, sedangkan di Tabanan masih dalam pendataan.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menghimpun dampak banjir yang memaksa sejumlah warga mengungsi dengan catatan di Jembrana 85 orang. Mereka mengungsi ke Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Mushalla Assidiqie, dan Mushalla Darul Musthofa.
Di Denpasar tercatat 108 orang mengungsi ke tempat aman dengan memanfaatkan fasilitas SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.
Hingga saat ini, kata dia, sejumlah posko sudah disiapkan untuk menunjang personel petugas gabungan dalam melakukan pendataan lanjutan, melakukan evakuasi warga, serta penyaluran bantuan di setiap lokasi terdampak banjir.
Sejumlah desa bersama dengan warga Kabupaten Jembrana, Bali membuka dapur umum bagi korban banjir di wilayahnya.
"Kami sediakan 75 porsi makanan sesuai jumlah warga yang menjadi korban banjir di sini," kata Sukirman, salah seorang warga Banjar Tengah, Desa Tegalbadeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu.
Dia mengatakan dapur umum ini inisiatif dari jamaah Mushola Miftahusholla yang mendapat dukungan dari desa setempat.
Jamaah, kata dia, membawa berbagai bahan makanan beserta lauknya, sementara kepala desa setempat menyumbang beras.
"Ibu-ibu juga kami minta menyumbang tenaga untuk memasak. Untuk sementara ini kami sediakan makan dua kali yaitu siang dan malam," katanya.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai nyatakan kondisi "force majeure" akibat banjir
Baca juga: Polisi: 5 rumah ambruk dan 33 rusak berat akibat banjir di Tabanan
Baca juga: Seskab: Prabowo instruksikan BNPB tangani banjir Bali dan NTT
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sembilan warga di Bali meninggal karena banjir
