Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) meningkatkan kewaspadaan dan melakukan imunisasi terhadap penyakit campak kepada masyarakat.
Hal tersebut dilakukan Dinkes Banjarbaru setelah mengonfirmasi ada 30 kasus positif campak (morbili) yang terdeteksi sepanjang Januari hingga 27 Agustus 2025.
Baca juga: Pemkab Kotabaru bagikan obat pencegahan cacingan
"Temuan ini berasal dari hasil pemeriksaan terhadap 72 sampel suspek dari 129 laporan kasus yang masuk," ucap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarbaru Juhai Trianti Agustina di Banjarbaru, Rabu.
Kadinkes Banjarbaru menyatakan penyakit campak masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.
”Campak merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus morbili, dan penyebarannya sangat cepat melalui percikan droplet dari penderita saat berbicara, batuk atau bersin,” kata Juhai.
Juhai menerangkan gejala campak biasanya diawali dengan demam tinggi di atas 38 derajat Celcius selama lebih dari tiga hari, disertai batuk, pilek, mata merah atau berair, serta ruam kemerahan pada kulit.
Bukan itu saja, tak jarang muncul bercak putih keabuan di bagian dalam pipi yang kemudian menghitam.
Juhai mengatakan komplikasi campak kerap menyerang anak di bawah usia lima tahun, khususnya mereka yang mengalami kekurangan gizi, defisiensi vitamin atau memiliki sistem imun yang lemah.
”Kematian akibat campak umumnya disebabkan komplikasi seperti bronchopneumonia, diare berat, dan malnutrisi. Kami bersyukur, sepanjang 2025 belum ada laporan kematian akibat campak di Banjarbaru,” ujarnya.
Untuk mencegah meluasnya penyebaran, ucap Juhai, Dinkes Banjarbaru telah menjalankan berbagai langkah pengendalian.
“Mulai dari peningkatan surveilans aktif melalui laporan rutin dari fasilitas kesehatan, pengiriman spesimen ke laboratorium, hingga penyelidikan epidemiologi di lapangan, dan koordinasi lintas sektor,” paparnya.
Baca juga: Wabup HSS buka advokasi kelompok kerja operasional Posyandu
Selain itu, upaya imunisasi terus digalakkan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia sembilan bulan, 18 bulan dan siswa kelas 1 SD.
Dinkes Banjarbaru juga melakukan sweeping imunisasi MR (Measles-Rubella) serta strategi imunisasi tanggap wabah.
”Kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap sebagai perlindungan utama dari penyakit campak,” kata Juhai.
