Tanjung (ANTARA) - Jika Alif, dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, merantau bersama sepatu hitam untuk menaklukkan dunia, maka anak-anak penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) melangkah pergi membawa sejuta asa.
Di pundak mereka tumbuh tanggung jawab baru dengan mimpi yang dulu tersimpan dalam angan, kini terasa nyata untuk dikejar dan diwujudkan.
Baca juga: Cerita Nisa mahasiswi asal Batola, raih IPK sempurna di IPB
Pagi itu, suasana haru pecah menyelimuti Kantor Adaro Dahai, Rabu.
Para orang tua dan keluarga berdiri memandangi anak-anak mereka bersiap menggapai cita-cita untuk menempuh pendidikan tinggi.
Tak sedikit yang menitikkan air mata, mereka tak menyangka, anak-anaknya telah tumbuh dewasa.
Wajah yang biasa mereka lihat setiap hari kini hanya bisa disapa lewat layar ponsel. Suara tawa dan canda yang akrab menggema mengisi setiap sudut rumah, akan menjadi rindu yang tersimpan hingga tiba waktu kembali nanti.
Pelukan hangat menjadi pengantar. Sambil menyeka air mata, anak-anak memohon restu dan doa kepada orang tua, bersiap menimba ilmu di pulau seberang.
Orang tua dapat sedikit lega, karena perjalanan anak-anak mereka tidak sendiri.
Tahun ini, terdapat 19 penerima Beasiswa Utusan Daerah yang akan menempuh studi di IPB University, Bogor, Jawa Barat.
“Dari sekian ratus pendaftar, tahun ini ada 19 penerima program BUD IPB yang tersebar dari Tabalong, Balangan, HSU, Bartim, Barsel, dan Barito Kuala,” jelas Aan Nurhadi sebagai CSR Section Head PT Adaro Indonesia.
Baca juga: Adaro sosialisasikan program BUD bagi siswa daerah terpencil
Mimpi besar belasan mahasiswa penerima BUD IPB University
Oleh M Firdaus Kamis, 31 Juli 2025 15:58 WIB
Para mahasiswa penerima beasiswa utusan daerah Adaro saat menerima perbekalan sebelum dilepas kuliah ke IPB. (ANTARA/HO-Adaro)
