Barabai, (Antaranews Kalsel) - Puluhan sopir truk trailer menggelar demo di Desa Ilung hingga pertigaan jalan lingkar Desa Kapar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mengakibatkan macet hingga puluhan kilometer, karena ada tiga buah mobil amblas dan belum bisa angkat.
Salah satu perwakilan sopir trailer BSM, Ade Ruhyat, Senin, meminta kebijaksanaan pihak Pemkab Hulu Sungai Tengah untuk melewati jalan kabupaten khusus hari ini saja, untuk mengantar barang-barang yang sudah terlambat hampir 24 jam karena macet.
"Kalau kualitas jalannya sudah baik, tanpa disuruhpun kami akan melewati jalan nasional, karena jauh lebih dekat, kalau jalannya berlubang-lubang begitu justru membahayakan, dan bisa-bisa mengakibatkan kerusakan barang, kami juga yang rugi karena mengganti," katanya.
Dia menambahkan, kalau masih juga belum ada solusi, dan pemda masih tetap tidak memberikan izin melewati jalan kabupaten, pihaknya sudah sepakat dengan semua sopir yang lebih 50an akan nekad menerobos jalan kabupaten.
"Harus bagaimana lagi, kami cuma sopir yang punya anak istri yang harus dibiayai, jadi kalau di tahan-tahan begini tanpa solusi kami juga yang rugi. Sebenarnya kamipun tidak menginkan adanya kerusakan jalan, tetapi yang berkepentingan itu pihak perusahaan," tambahnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Hulu Sungai Tengah, AKP Christugus Lirens menyampaikan, pihak sopir meminta untuk melewati jalan kabupaten untuk hari ini saja, selanjutnya bisa diatur jam misalnya dari pukul 22.00 wita sampai pukul enam pagi.
"Sebenarnya ini bukan wewenang kami untuk mengambil keputusan tetapi akan kami koordinasikan dengan pemda, untuk sementara solusinya kami mengajak para sopir untuk memantau bersama-sama titik jalan yang memang benar-benar tidak bisa dilewati agar mencari alternatif kalau tetap juga diperbolehkan melewati jalan kabupaten," jelasnya.
Bupati Hulu Sungai Tengah H Abdul Latif, bersama Dandim 1002 Barabai Letkol Inf Dodit Herry Setiawan, dan sejumlah Satpolpp terjun langsung melihat situasi di lapangan dengan tetap pada komitmen atas kebijakan pemerintah daerah.
"Kebijakan yang kami lakukan ini juga atas permintaan masyarakat yang mengeluhkan banyakanya jalan yang rusak. Kami harap pihak perusahaan jangan diam saja dan memikirkan dampak yang terjadi, dan kami berhak mengamankan jalan Kabupaten karena merupakan wewenang kita merawat dan memperbaiki," katanya.
Sejak diberlakukannya pengalihan arus lalu lintas mobil trailler bermuatan diarahkan melintas di jalan nasional lingkar Kapar-Walangsi, dan ternyata menimbulkan masalah baru.
Karena ketidaksiapan kualitas jalan yang mengakibatkan beberapa mobil amblas dan terjebak dalam lobang-lobang jalan yang dipenuhi lumpur dan air akibat hujan.