Lebih lanjut, Trunoyudo mengatakan saat ini pihaknya sedang mengonfirmasi soal kejadian tersebut kepada tim yang saat itu ada di lokasi.
Baca juga: ANTARA Kalsel salurkan sembako ke Panti Asuhan Al Muhajirin
"Pers merupakan mitra Polri yang harus saling bekerja sama. Kami berharap insiden ini tidak terulang dan kemitraan kami dengan pers akan terus kami jaga dan diperbaiki agar bisa lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," ujar Truno.
Sementara itu pewarta foto ANTAR MZ yang menjadi korban dugaan insiden kekerasan tersebut buka suara soal insiden yang dialaminya saat meliput kegiatan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (5/4).
MZ menjelaskan Kapolri memulai kegiatan di Stasiun Tawang dengan menyempatkan diri berbincang dengan pemudik difabel dan lansia yang menggunakan kursi roda di peron Stasiun Tawang.
Setelah itu Kapolri dijadwalkan akan melakukan inspeksi ke dalam gerbong kereta dan tim pengaman Kapolri meminta agar media dan Humas Polri untuk membuka jalan, namun oknum tersebut malah terlibat cekcok dengan anggota Humas Polri.
Baca juga: ANTARA dan mitra berbagi berkah dengan tiga panti asuhan saat Ramadhan
Melihat kejadian itu, MZ pun bergerak menjauh dari posisi awalnya agar tidak terlibat cekcok tersebut.
"Nah, posisi saya di kiri. Saya tahu kalau beliau mau ke kiri kan, makanya saya pindah ke seberang. Nah, waktu sebelum saya pindah ke seberang, oknum ini ngomel-ngomel kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu gitu," kata MZ saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.
Mendengar hal itu MZ pun kembali ke posisinya semula dan saat itulah oknum tersebut melakukan dugaan tindakan kekerasan terhadap MZ.
"Saya dibilang begitu kaget ya, terus saya kembali ke posisi saya. Nah, waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang. Nah, setelah itu saya kaget ya. Wah, kenapa mas? Saya bilang begitu lalu orangnya diam, kemudian dia lanjut marah-marah, kemudian lanjut kerja lagi," ujarnya.
Baca juga: Menteri BUMN pertimbangkan ANTARA, Peruri dan Damri jadi PT