Banjarbaru (ANTARA) - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia (Imipas RI) bersama PT PLN (Persero) komitmen meningkatkan keterampilan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah.
Melalui program Nusakambangan Berdaya, PLN membangun fasilitas pemanfaatan dan produksi Fly Ash and Bottom Ash (FABA) sekaligus memberikan pelatihan dan pendampingan bagi warga binaan Lapas Nusakambangan dalam memanfaatkan FABA menjadi bahan baku infrastruktur yang bernilai guna tinggi.
Keterangan tertulis Humas PT PLN Unit Induk Distribusi Kalselteng di Banjarbaru, Senin, kolaborasi kedua belah pihak tercermin melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Imipas RI Agus Andrianto dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2025).
Menteri Imipas RI Agus Andrianto mengapresiasi penuh peran PLN dalam meningkatkan keterampilan warga binaan sehingga mampu menjadi bekal kemandirian secara ekonomi ketika warga binaan kembali ke masyarakat.
Agus mengatakan PLN memiliki produk FABA sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan menjadi beragam infrastruktur bernilai guna tinggi seperti subtitusi semen, bahan baku beton, paving blok, batako, tetrapod hingga media tanam.
"Kami mendapat dukungan penuh dari Direktur Utama PLN untuk membangun Balai Latihan Kerja yang akan menjadi sarana pelatihan bagi warga binaan. Ini langkah besar bersama mendukung peningkatan skill dan menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas," ujar Agus.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya tidak hanya berperan sebagai penyedia energi, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat termasuk di lingkungan lapas.
"Seluruh pembangkit PLN kini menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin memastikan pembangkit PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi dan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan masyarakat," ucap Darmawan.
Darmawan menjelaskan FABA adalah sisa pembakaran batu bara dari PLTU yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berkualitas sehingga diharapkan hasil olahan FABA warga binaan lapas diharapkan mampu menjadi produk-produk berkualitas sehingga dapat menciptakan ekonomi sirkuler yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah dengan harga yang lebih terjangkau.
"Selain itu, kami ingin memastikan pelatihan ini memberikan manfaat nyata sehingga setelah selesai menjalani masa pembinaan, warga binaan lapas memiliki keterampilan yang bisa digunakan meningkatkan kesejahteraannya," kata Darmawan.