Marabahan, (Antaranews Kalsel)- Pemeritah Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, untuk mempelajari pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) milik Pemkab Batola, Rabu (29/3).
Kunjungan kerja tersebut dipimpin langsung Wakil Bupati Banyuasin SA Supriono selaku Plt Bupati beserta isteri Kuswana Supriono.
Sementara pejabat ikut mendampingi kunjungan tersebut, Kadiskoperindag, Kepala Bappeda, Kadis Ketahanan Pangan, Kadishub, Kadiskominfo, Kadisnakertrans, Kadistan, Pimpinan Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalan Balai beserta isteri dan sejumlah staf.
Kehadiran rombongan diterima Wakil Bupati Batola H Ma’mun Kaderi dan isteri Hj Fauliah, Sekdakab Batola Supriyono dan isteri Hj Sri Wahyuningsih, Kadis Koperindag Purkan, dinas terkait, para kabag dan jajaran.
"Kunjungan kami hari ini untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil rapat persiapan peresmian gudang SRG Kabupaten Banyuasin dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI pada tanggal 27 Januari 2017 lalu," kata Plt Bupati Banyuasin Supriono, di Marabahan.
Selain itu, lanjutnya, untuk menambah wawasan dan daya saing Koperasi sebagai calon pengelola gudang beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait dengan SRG disarankan Bappebti untuk meninjau secara langsung tentang cara pengelolaan sistem SRG milik Pemkab Batola.
Diterangkan Supriono, gudang SRG Banyuasin terletak di Desa Saleh Mukti yang pembangunannya dibiayai DAK TA 2013 dari Kemendag dengan luas sekitar 75 m x 80 m memiliki kapasitas sekitar 2.000 ton.
Musim panen pertama tahun 2016, sebut Supriono, gudang SRG Banyuasin telah menerbitkan 4 resi gudang dengan total gabah tersimpan 46,7 ton dengan estimasi harga gabah per kilogram Rp3.500.
Sedangkan musim panen pertama tahun 2017, sebut dia, SRG Banyuasin akan menampung gabang Gapoktan Desa Saleh Mukti 30 ton serta 100 ton gabah dari Desa Mangga Raya plus 100 ton gabah kering giling.
Pemkab Banyuasin, jelas Plt Bupati Banyuasin itu, masih perlu melakukan langkah-langkah persiapan serta percepatan untuk menyukseskan pelaksanaan SRG tersebut.
Terpisah, Wakil Bupati Batola H Ma’mun Kaderi mengatakan, penerapan SRG di Batola telah beroparasi sejak 2010 yang keberadaannya ditujukan untuk membantu masyarakat petani, agar padi yang dihasilkan memperoleh harga terbaik pada saat panen maupun pasca panen.
Yang terpenting lagi, sebutnya, keberadaan SRG untuk memutuskan mata rantai sistem perdagangan hasil pertanian kepada para tengkulak yang selama ini justru menikmati lebih banyak keuntungan daripada pra petani yang bersusah payah menanam padi.
"Harapan kita dengan adanya SRG ini akan benar-benar dimanfaatkan dan menjadi alternatif jalan keluar terbaik bagi masyarakat petani kita dalam rangka menunjang tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup mereka dari waktu ke waktu," kata Ma’mun.
Kunker Plt Bupati Banyuasin beserta jajaran ini juga diisi dialog seputar tata kelola dan berbagai kendala dipandu Sekdakab Batola H Supriyono .
Rombongan juga mendapatkan penjelasan implementasi SRG dari Kadiskoperindag Batola Purkan dan penjelasan mulai latar belakang didirikannya SRG, data surplus padi, indikator ketahanan pangan, permasalahan petani, payung hukum, definisi SRG, jenis SRG, jenis barang disimpan di SRG.
Selain itu, juga dijelaskan persyaratan komiditi yang disimpan, alur sistem SRG, persyarakatan mutu komoditi, tahapan penyiapan SRG, penyiapan daerah dalam penyiapan SRG, kelembagaan SRG, progress, persyarakatan koperasi yang menjadi pengelola, hingga kunci sukses terlaksananya SRG.
Kunker jajaran Pemkab Banyuasin diisi tukar menukar cindera mata dan peninjauan lokasi SRG milik Batola yang berada di Kecamatan Mandastana.