Banjarmasin (ANTARA) - Calon Gubernur Kalimantan Selatan (Cagub Kalsel) Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah menyatakan, setiap perjuangan sulit berhasil, bahkan bisa gagal kalau cuma berjuang sendiri.
"Oleh sebab itu,.saya merasa perlu membangun kebersamaan agar hasil perjuangan bisa maksimal atau jangan sampai gagal " ujar Acil Odah saat pelantikan & pengukuhan Tim Kampanye Pemenangan di Banjarmasin, Minggu malam.
Acil Odah juga berpesan agar mesin politik bergerak dengan terukur buat bisa memanjangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Selain itu, harus berpedoman pada etika politik agar semua dapat berjalan dengan baik, tanpa pelanggaran aturan sehingga Pilkada benar-benar damai, lanjutnya.
Ia berharap, Tim Pemenangan pasangan Cagub Acil Odah dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) H Akhmad Rozanie Himawan Nugraha atau Raudatul & Rozanie (2R) segera bergerak.
"Pasalnya waktu kampanye sangat pendek. Kan sudah ada program kerja serta peta politik dan lainnya buat pemenang 2R sebagai Gubernur dan Wagub Kalsel 2024 - 2029," demikian Acil Odah.
Sementara Ketua Tim Pemenangan H Akhmad Maulana menyatakan, pihaknya sudah siap bergerak, termasuk semua partai politik (parpol) pengusung/pendukung.
"Target kita, pasangan Acil Odah dan Rozanie bukan menang, tapi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel 2024 - 2029. Sebab kalau cuma menang bisa pemilihan suara ulang (PSU)," kata Maulana singkat menjawab wartawan, usai pelantikan dan pengukuhan.
Sebagaimana tertera pada spanduk pengusung/pendukung pasangan 2R yaitu Partai Golkar, NasDem. Gerindra, PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam acara pelantikan dan pengukuhan Tim Pemenangan 2R tersebut hadir antara lain Sekretaris Partai Golkar Kalsel H Supian HK mewakili Ketuanya, Ketua NasDem provinsi setempat, H Mansur.
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif atau Pileg 2024 yang pencoblosannya Februari lalu, untuk keanggotaan DPRD Kalsel yang berjumlah 55 orang itu dari Partai Golkar 13, NasDem 10, Gerindra tujuh, PDI-P tiga dan PKB enam orang.
Selain itu,.PAN dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masing-masing enam orang, Demokrasi tiga dan seorang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).