Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Haji Walad Haderawi mengingatkan kaum Muslim agar senantiasa selalu ingat atau bersama Allah, dalam tausiyahnya di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin.
"Kalau orang yang jauh dengan Allah atau tidak merasa bersama dengan Nya, itulah yang membuat orang tersebut selalu gundah atau 'galau' (kacau balau)," ujar ustadz yang menyandang gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) tersebut.
Menurut ustadz muda yang pernah mondok di "Darul Musthafa" Hadramaut Yaman itu rasa takut dari seseorang atau hamba Allah sesuatu hal yang normal.
"Namun kalau takut yang berlebihan bukan hal yang normal. Apalagi misalnya takut miskin karena menginfakan harta/kekayaannya untuk kebaikan atau di jalan Allah," ujar Ustadz Walad.
Dalam kajian "Kalam Hikmah" Ibnu Athaillah Askandari tersebut, putra dari Tuan Guru Haji Haderawi, seorang ulama terkenal di Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Kota Banjarmasin itu, juga menyinggung masalah dosa.
"Dosa itulah yang bisa membuat kita 'terhijab' atau melindungi kebersamaan dengan Allah. Oleh karenanya kita harus berusaha semaksimal mungkin guna menghindari dosa sekecil apapun," ujar Ustadz Walad.
Syekh Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha'illah As-Sakandari (bahasa Arab: ), seorang sufi aliran Tarekat Syadziliyah terkemuka dunia dan di Indonesia, lahir di Iskandariah Mesir Tahun 1260 dan meninggal dunia di Kairo Mesir Tahun 1309.
Pada kesempatan itu pula, Ustadz Walad mengutarakan tentang nikmat yang Allah berikan kepada semua orang atau hamba Nya.
Menurut dia, nikmat itu tak mesti dengan harta kekayaan yang berlimpah, tapi berkecukupan, serta selamat bukan nyaman.
"Pasalnya nyaman itu belum tentu selamat, sebaliknya selamat itu pasti nyaman," demikian Ustadz Walad Haderawi.