"Fenomena mabuk kecubung ini sudah sangat mengkhawatirkan, jangan sampai hingga ke lingkungan sekolah merebaknya," ujar Saut di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Polres HSS laksanakan pemusnahan pohon kecubung di Gambah Dalam Barat
Baca juga: Polres HSS laksanakan pemusnahan pohon kecubung di Gambah Dalam Barat
Menurut dia, penyalahgunaan kecubung nyata terjadi di provinsi ini tidak terkecuali di Kota Banjarmasin, bahkan sudah tersiar hingga nasional.
Saut pun mengungkapkan pernah menyaksikan sendiri ada karyawannya yang diduga mengkonsumsi itu hingga mabuk berat hingga harus ditangani secara medis.
"Ini nyata terjadi, jadi semua harus sangat waspada ini," ujarnya.
Saut pun meminta semua orang tua agar mengawasi anak-anaknya terutama yang masih sekolah agar jangan sampai melakukan penyalahgunaan buah yang banyak tumbuh di daerah ini.
Demikian juga para pendidik atau guru agar selalu menyampaikan bahaya ini ke siswa secara kontinyu.
Baca juga: BNNK Tabalong ingatkan bahaya tanaman Kecubung
Baca juga: BNNK Tabalong ingatkan bahaya tanaman Kecubung
"Kalau perlu buat selebaran, bahkan kalau perlu buat seperti baleho, sehingga semuanya terus ingat bahaya itu dan waspada," ungkapnya.
Dia juga meminta pemerintah demikian juga aparat kepolisian agar mengawasi dengan ketat para remaja terkait ini.
"Utamanya yang kumpulan-kumpul dengan kelakuan yang terlihat tidak wajar, lebih baik bubarkan saja," paparnya.
Pihaknya pun di legislatif, kata Saut, berencana mengundang pihak pemerintah kota untuk membahas fenomena kecubung ini, harus bersama ditangani dengan serius.
Karena dari informasi yang disampaikan Dinkes Kalsel, fenomena kecubung hingga sebagian penyalahgunaannya harus di rawat di RS Jiwa Sambang Lihum sebanyak 56 orang, diantaranya sebanyak 26 orang dari Kota Banjarmasin.