Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengambil sampel darah hewan sapi milik peternak untuk diuji di laboratorium terkait dugaan penyakit lumpy skin diseases (LSD).
“Sampel darah hewan ini diambil setelah ada laporan sapi milik peternak di Pajukungan mengalami sakit, lalu tim dokter hewan dari bidang peternakan Dinas Pertanian memeriksa dan mengambil sampel darah untuk dikirim ke laboratorium dan diuji guna memastikan diagnosa penyakitnya,” kata Kepala Dinas Pertanian HST Budi Satrya Tanjung di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Sabtu.
Baca juga: Pemkab HST dapat bantuan Kementan optimalisasi tanam padi di lahan rawa
Ia menyebutkan dugaan sementara dari tim dokter hewan, sapi milik peternak tersebut terindikasi penyakit LSD, namun masih menunggu penelitian di laboratorium untuk memastikan.
“Sambil menunggu hasil uji sampel darah, kami melakukan pengobatan ke sapi yang terindikasi, ada beberapa titik kandang yang tersebar pada beberapa desa. Pada Rabu depan kami juga akan mengambil sampel darah sapi lain di kandang yang berbeda,” ujarnya.
Budi menjelaskan jika dugaan penyakit tersebut benar, tentu dapat merugikan para peternak karena penyakit ini biasanya menyerang kulit hewan sapi yang berdampak pada turunnya harga daging sapi di pasaran.
Oleh karena itu, dia mengimbau para peternak agar tidak ragu melaporkan jika ada indikasi sapi mengalami sakit agar diberikan tindakan pengobatan.
Baca juga: Pemkab HST dan BRIN gali potensi varietas tanaman pertanian lokal
Menurut Budi, bahayanya adalah jika terdapat penyakit LSD pada sapi namun peternak tidak mau melaporkan, ditambah lagi petugas Dinas Pertanian terbatas, ini akan berdampak buruk terhadap bisnis sapi di Hulu Sungai Tengah.
Kemudian, masih terdapat peternak sapi yang takut dan ragu jika hewan ternaknya diobati, padahal suntik vaksin yang diberikan kepada sapi merupakan obat yang sudah melalui tahap pengujian dan rekomendasi dokter hewan.
“Penyakit LSD ini kecil kemungkinan menyebabkan sapi mati, namun harus diobati karena berdampak pada turunnya harga daging sapi. Bagi peternak silakan melaporkan jika ada indikasi agar tim kami segera datang,” ujar Budi.
Baca juga: Pemkab HST bantu modal operasional bagi 528 pelaku UMKM