Rantau (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Meidy Harris Prayoga mengatakan pada Triwulan II masa Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin ada penurunan sebanyak 22 balita stunting.
"Dibandingkan dengan Triwulan I yang semula sejumlah 1.333 menjadi 1.311 balita stunting," ungkapnya kepala ANTARA di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis.
Baca juga: 8.145 warga Tapin terima bantuan beras 10 kg dari pemerintah pusat
Meidy mengatakan berdasarkan hasil pengukuran jumlah balita per 22 Desember - 22 Maret, jumlah angka prevalensi stunting sebesar 13,60 persen dengan penarikan data per Februari 2024.
Ia sebutkan upaya yang telah dilakukan selaras dengan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), yakni ada delapan aksi konvergensi penurunan stunting sesuai petunjuk Perpres 72 tahun 2021 yaitu intervensi gizi spesifik dan sensitive.
"Pada Triwulan II masa pemerintahan Pj Bupati Tapin, TPPS (tim penurunan percepatan stunting) selesai menginput satu sampai delapan aksi," ungkapnya.
Baca juga: Tapin serius tekan stunting, ratusan lokus ditetapkan untuk 2024
Terpisah, Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin mengatakan adapun upaya yang sudah dilakukan dalam penurunan stunting ini diantaranya pencegahan perkawinan usia anak.
"Kita juga telah melakukan sekolah ayah bunda dengan adanya inovasi Es Sekoteng (edukasi sehat melalui sekolah orang tua untuk cegah stunting dan sosialisasi pola asuh anak)," ungkapnya.
Program lain, kata Syarifuddin, ada Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting atau BAAS yang sudah dilakukan dengan penerima manfaat sebanyak 155 orang.
Dituturkan Syarifuddin hal ini adalah bentuk komitmen saat dilantik menjadi Penjabat Bupati Tapin oleh Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.
"Selain itu yang seirama dengan penurunan stunting juga kita lakukan gerakan penurunan angka kemiskinan ekstrem," ungkapnya.
Baca juga: TMMD ke-111 di Tapin : Pencegahan stunting penting untuk masa depan negara Indonesia