Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel Mugeni di Banjarmasin, Jumat, mengatakan Pemprov Kalsel melatih Pokdarwis terkait mewujudkan destinasi wisata ramah anak tersebut.
Baca juga: Dinas Pariwisata: Dua wisata Kalsel masuk Kharisma Event Nusantara 2024
Baca juga: Dinas Pariwisata: Dua wisata Kalsel masuk Kharisma Event Nusantara 2024
Dikatakan Mugeni, pelatihan ini bertujuan untuk menguatkan struktur dan fungsi organisasi kelembagaan Pokdarwis sebagai salah satu bentuk tindak lanjut dari komitmen tersebut.
"Pokdarwis sebagai garda terdepan dalam mengelola destinasi wisata yang ada di wilayahnya harus mengerti apa itu destinasi atau objek wisata yang ramah anak," kata Mugeni.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata Dinas Pariwisata Kalsel Musrefinah Lediya menjelaskan definisi destinasi wisata ramah anak, yakni objek wisata yang dilengkapi dengan informasi edukasi bagi anak-anak.
"Alhamdulillah saat ini sudah ada beberapa wilayah yang mulai fokus mengembangkan destinasi wisata ramah anak," ujar Lediya.
Pemprov Kalsel ucap dia, telah memberikan bantuan fisik kepada sejumlah destinasi wisata, seperti mini outbond untuk anak-anak dan gazebo khusus.
Baca juga: Ruai Rindu Meratus Tapin masuk KEN 2024
Baca juga: Ruai Rindu Meratus Tapin masuk KEN 2024
Ke depan dia berharap, Pokdarwis dan pengelola destinasi wisata juga bisa berfokus mengembangkan fasilitas yang ramah untuk anak.
"Apalagi pada saat hari libur panjang itu, yang sering mengajak untuk berwisata itu adalah anak, sehingga sudah semestinya para pengelola menyediakan fasilitas dan prasarana yang ramah anak," ujarnya.
Diketahui, ungkap dia, Pemprov Kalsel terus meningkatkan sektor pariwisata sebagai salah satu menggerakkan perekonomian daerah, selain dari sektor pertambangan, perkebunan dan peternakan.
Pada 2023, kunjungan wisata di Kalsel sudah mencapai 11,2 juta di antaranya 45 ribu dari mancanegara.
Baca juga: Kalsel kemarin, objek wisata HST tetap eksis hingga proyek gagal dianggarkan kembali
Baca juga: Kalsel kemarin, objek wisata HST tetap eksis hingga proyek gagal dianggarkan kembali