"Jadikan peringatan 10 Muharam sebagai momentum lebih peduli anak yatim," ujarnya di sela peringatan 10 Muharam yang digelar Grand Daffam Q Hotel Banjarbaru, di Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan, kepedulian terhadap anak yatim dan meringankan kehidupan mereka, bukan hanya sekedar turut membantu menuntaskan rasa lapar dan dahaga saja.
Namun, juga turut membantu masalah sandang, pangan, papan dan pendidikan yang dijalani anak yatim maupun yatim piatu sehingga mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Anak yatim dan yatim piatu terutama yang ada di sekitar lingkungan kita perlu dibantu baik sandang, pangan, papan hingga pendidikan sehingga kehidupan mereka lebih baik," ungkapnya.
Wawali juga meminta peringatan 10 Muharam atau dikenal dengan Hari Asyura, semakin meningkatkan rasa kebersamaan dan semangat gotong-royong di masyarakat.
"Hari Asyura yang sering diisi dengan pembuatan "Bubur Asyura" hendaknya dimaknai untuk memupuk kebersamaan dan meningkatkan semangat gotong-royong di tengah masyarakat," ucapnya.
General Manager Grand Daffam Q Hotel Banjarbaru Roy Amazon mengaku, peringatan 10 Muharam diisi dengan penyerahan bingkisan kepada anak yatim dan santri pondok pesantren.
"Kami mengundang 100 anak yatim dan santri pondok pesantren untuk ikut memperingati 10 Muharam sekaligus memberikan bingkisan kepada mereka," ujarnya usai kegiatan.
Dikatakan, selain memberi bingkisan pihaknya menyediakan bubur Asyura bagi seluruh anak yatim maupun santri ponpes yang menikmati bubur dengan hati senang dan riang.
"Buburnya enak dan kami senang bisa makan Bubur Asyura," ucap salah satu anak yatim piatu dari Panti Asuhan Al Aqsa Guntung Manggis yang diundang ke hotel tersebut.
Peringatan 10 Muharam di Banjarbaru diisi masyarakat di berbagai pelosok dengan membuat "Bubur Asyura" yang dikerjakan gotong-royong dan dibagikan kepada warga sekitar.