Galeri ini dimanfaatkan sebagai induk promosi hasil karya sasirangan masyarakat sekitar.
Manfaat ini semakin dirasakan masyarakat lainnya. Jika melihat lebih dekat lagi, hanya ada 24 pengusaha sasirangan tapi keterampilan mereka menular ke ratusan rumah tangga lain.
Jika berjalan di sepanjang pinggiran bantaran sungai, hampir semua rumah menjemur kain sasirangan dengan diikat di tiang depan rumah.
Beberapa di antaranya mengaku keingintahuan itu menular dari 24 perajin sasirangan. Lantas pengaruh itu memberikan dampak besar meningkatkan taraf ekonomi masyarakat bantaran sungai.
Mereka tidak sedikit pun menaruh kebimbangan jika hasil karyanya tidak laku. Semenjak keberadaan Galeri Terapung Sasirangan itu, ibu-ibu di bantaran sungai semakin giat. Entah sebagai pekerjaan sampingan atau utama, mereka sudah memiliki langganan tetap untuk menjual sasirangan buatannya.
Jika menilik sejarah, konon sasirangan sudah dibuat sejak abad ke-12 hingga ke-14 pada masa Kerajaan Negara Dipa di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Pesona Geopark Meratus di kampung "Seribu Jukung" Pulau Sewangi