Paringin (ANTARA) -
Lima tahun lebih Rusmadi (30) menjadi peternak lebah kelulut di Desa Lasung Batu Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Rusmadi mulai beternak lebah kelulut sejak 2017 dan kini dipercaya menjadi tenaga teknis pemanenan usaha madu kelulut (trigona itama) di Kelompok Bina Remaja (Bimanja) yang dikelola sejumlah pemuda Desa Lasung Batu.
Awalnya hanya sekitar 20 rumah lebah kelulut atau stup milik kelompok Bimanja yang harus ditangani Rusmadi dan anggota kelompok lainnya agar terus berproduksi.
Dengan pengetahuan yang minim soal budidaya madu kelulut karena hanya mengandalkan praktik turun temurun produksi madu saat itu pun tak terlalu banyak.
Namun hal ini tak menyurutkan semangat Rusmadi dan anggota kelompok untuk terus menggeluti usaha budidaya lebah kelulut untuk bisa menambah penghasilan selain menjadi petani karet.
Setelah mendapat pembinaan dan pendampingan dari program bina desa PT Saptaindra Sejati (SIS) sejak 2019 Kelompok Bimanja pun mulai tahu cara memelihara lebah kelulut yang berkelanjutan.
"Kami jadi tahu teknik memanen madu kelulut selain harus menggunakan sarung tangan juga lewat alat sedot," jelas Rusmadi.
Selain itu panen tidak dilakukan pada saat hujan dan malam hari.
Sekarang ada 100 lebih rumah koloni yang tersebar di dua lokasi milik kelompok ini dengan produksi madu kelulut sekitar 80 liter per bulan.
Biasanya saat musim kemarau panen bisa dilakukan dua kali dalam satu bulan dan satu kali panen mencapai 40 liter madu kelulut.
Alat sedot panen madu pun diperoleh dari bantuan PT SIS termasuk untuk dukungan modal.
Namun alat sedot sederhana dari rakitan aki motor ini hanya mampu bekerja sekitar dua jam padahal untuk satu rumah koloni perlu waktu lebih lama tiap kali panen.
Beruntungnya tahun ini kelompok Bimanja kembali mendapat bantuan dari PT SIS sebesar Rp25 juta sehingga dapat digunakan untuk penambahan alat sedot serta kemasan produk madu kelulut agar menarik konsumen.
Kepala Desa Lasung Batu Birhansyah mengatakan anggota kelompok Bumanja yang kini berjumlah 11 orang bisa merasakan manisnya menggeluti usaha lebah kelulut.
"Alhamdulillah tiap anggota sudah punya rumah koloni sendiri yang bisa dikelola dan menghasilkan uang," jelas Birhansyah.
Sebagai kepala desa Birhansyah ingin membekali anggota kelompok Bimanja jiwa wirausaha serta edukasi budidaya lebah kelulut.
Sedangkan hasil jual madu yang masuk ke kas kelompok digunakan sebagai modal usaha sehingga tidak ada honor khusus bagi anggotanya.
Sebaliknya tambahan penghasilan diperoleh anggota kelompok Bimanja melalui selisih harga pemasaran produk madu kelulut yang dihasilkan mulai kemasan 120 mililiter hingga 220 mililiter.
"Bagi anggota kelompok yang rajin memasarkan produk bisa mendapat tambahan penghasilan dari selisih harga jual," jelas Birhansyah.
Misalnya kemasan madu kelulut Rp120 mililiter yang diambil dari kelompok Bimanja dengan harga Rp55 ribu per botol bisa dijual ke masyarakat dengan harga Rp70 ribu per botol.
Usaha lebah kelulut yang cukup berkelanjutan di Desa Lasung Batu ini pun mendapat apresiasi dari Unit Head CSR & External Relation Area 1 PT SIS, Didi Cahyadi.
Bagi Didi program bina desa usaha budidaya lebah kelulut di Desa Lasung Batu yang di supervisi langsung oleh tim Yayasan Adaro Bangun Negeri ini merupakan satu upaya perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang berada di ring satu operasional perusahaan.
Selain di Desa Lasung Batu PT SIS melalui tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) juga memberikan program bina desa di Desa Murung Ilung Kecamatan Paringin dan Kelurahan Paringin Kota.
Tahun ini perusahaan dibantu mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Sociopreneur One Village One CEO dari IPB University.
Kehadiran mahasiswa ini diakui Didi sangat membantu pengembangan usaha lebah kelulut di Desa Lasung Batu yang dikelola Kelompok Bimanja.
Ananda Manurung salah satu mahasiswa program OVOC IPB menyebutkan beberapa program telah dilakukan untuk membantu pengembangan bisnis berupa usaha lebah kelulut di Desa Lasung Batu.
Mulai dari pelatihan budidaya madu kelulut, administrasi dan manajemen usaha.
"Kami juga membantu membuat analisis budidaya lebah kelulut serta Lay out taman," jelas Ananda.
Selain Ananda ada pula dua mahasiswa jurusan silvikultur Rafi Aulia dan Ahmad Nur Yasin jurusan agribisnis IPB yang akan menularkan ilmu dan pengetahuannya kepada kelompok Bimanja dalam pengembangan usaha lebah kelulut.(Adv)