Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menginformasikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menurun tajam.
Namun sejak 14 Oktober 2023, ungkap dia, jumlah penderita ISPA mencapai 158 kasus.
"Kasusnya semakin turun dengan adanya hujan, kabut asap akibat karhutla juga berkurang," tuturnya.
Diketahui, kasus ISPA melonjak pada September 2023 karena kabut asap yang pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda di Provinsi Kalsel.
Terutama di wilayah kabupaten/kota yang bertetangga dengan Kota Banjarmasin, yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Sebagai upaya Pemkot Banjarmasin melindungi warga dari penyakit ISPA tersebut, kata Tabiun, maka Dinkes telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pelayanan kesehatan secara umum di masyarakat.
Di antaranya menyiapkan layanan kesehatan 28 puskesmas siaga bencana kabut asap yang tersebar pada lima kecamatan di kota ini.
"Kita juga sediakan oksigen konstrator di 13 puskesmas dan layanan PSC 24 jam," ucapnya.
Diharapkan dengan terjadinya hujan, lahan yang kering kembali basah, hingga tidak mudah terbakar, dengan demikian kabut asap makin turun, otomatis kondisi udara lebih sehat.
Kemudian Tabiun menyatakan, jika dibandingkan dengan tahun 2022, kasus ISPA pada tahun ini memang mengalami peningkatan.