Community Development Officer (CDO) PT SLS Totok, di Kalumpang, Jum'at, mengatakan beberapa tahun terakhir telah sering terjadi perubahan iklim yang ekstrim, seperti periode musim kering yang panjang.
"Hal ini ditandai dengan curah hujan yang rendah, suhu udara yang tinggi, kelembaban udara dan ketersediaan air tanah rendah," ujarnya, dalam keterangan.
Dijelaskan dia, kondisi tersebut menyebabkan tingginya jumlah material yang mudah terbakar di yang tersedia di lapangan, sehingga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Aktifitas yang selama ini disadari maupun tidak dimana terjadi saat musim kemarau yaitu kekeringan, berakibat bencana kebakaran. Di mana bencana kebakaran tersebut dimungkinkan bisa terjadi terkait adanya aktifitas manusia, ataupun faktor alam.
Baca juga: PT SLS giat patroli gabungan bersama muspika, TNI dan Polri
"Menyadari tingginya potensi karhutla baik di dalam maupun di sekitar lahan HGU, kami dari PT SLS secara proaktif melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait," bebernya.
Kerjasama dilakukan dengan pemerintah daerah, TNI, Polri dan masyarakat sekitar, dalam melakukan pencegahan terjadinya karhutla.
Program kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan atau sosialisasi bahaya karhutla kepada masyarakat, pemasangan spanduk larangan melakukan kegiatan pembakaran hutan dan lahan.
Kemudian, penempatan posko pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di lokasi-lokasi rawan kebakaran, serta rutin melakukan patroli pencegahan kebakaran.
Selain upaya-upaya tersebut, PT. SLS juga melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar yang tergabung dalam KTPA dari desa-desa di sekitar HGU PT. SLS.
"KTPA kita libatkan agar mereka dapat turut berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla, di wilayah desa masing-masing KTPA," ucapnya.
Menurut dia, bentuk kerjasama yang saling membutuhkan antara perusahaan dan KTPA, diiringi dengan pemberian bantuan dari perusahaan untuk biaya operasional KTPA senilai Rp1,5 juta per bulan.
Baca juga: PT SLS-Kelompok Tani Peduli Api komitmen cegah karhutla
Biaya operasional diberikan dalam mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan karhutla, selama periode bulan karhutla yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Selanjutnya, diberikan reward kepada KTPA berupa barang atau benda yang dibutuhkan senilai Rp10 juta kepada masyarakat desa, yang selama periode bulan Karhutla tidak ditemukan hot spot pada wilayah desanya, didasarkan atas laporan BPBD kabupaten.
"Kegiatan lain yang kita lakukan dalam menanggulangi bahaya karhutla di dalam atau sekitar HGU adalah melakukan kerja sama dengan Pasukan Pemadam Kebakaran (PMK) yang ada di sekitar perusahaan, seperti PMK Muara Ulin dan PMK Tirek," jelasnya.
Dengan usaha-usaha tersebut di atas diharapkan terbentuk sinergitas yang harmonis dan solid antara PT. SLS dengan pihak-pihak terkait termasuk masyarakat sekitar, agar pencegahan dan penanggulangan karhutla dapat terlaksana baik dan berhasil guna.
“Sudah saatnya semua pihak menyadari terjadinya karhutla akan merugikan kita semua, baik dampak kerusakan ekosistem lingkungan hingga gangguan kesehatan karena polusi udara,” pungkasnya.