Kandangan (ANTARA) - Wakil Bupati(Wabup) Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan (Kalsel) H Suriani menegaskan tentang pentingnya sinergi dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Penegasan disampaikan wabup saat memimpin rapat koordinasi (rakor) kesiapsiagaan bencana karhutla Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), di Aula Ramu Sekretariat Daerah HSS, mengutip pers rilis Diskominfo HSS, Kandangan, Selasa.
"Sinergi semua pihak penting dilakukan mengantisipasi Karhutla, terlebih berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September 2025," kata wabup.
Baca juga: BPBD : Beberapa kecamatan di HSS berpotensi karhutla
Diterangkan wabup, karhutla bukan hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga mengganggu sektor transportasi dan pendidikan. Bahkan bisa mencoreng citra Indonesia, karena dituduh mengekspor asap ke negara lain.
Ia pun menekankan penanganan Karhutla tidak hanya menjadi tanggung jawab satu instansi, melainkan merupakan kerja bersama antara BPBD, TNI, Polri, perusahaan, dan seluruh lapisan masyarakat.
Peran aktif masyarakat juga sangat penting, masyarakat yang tinggal paling dekat dengan lahan harus diberi edukasi agar tidak melakukan pembakaran, serta dapat segera bertindak saat muncul titik api.
Baca juga: Wabup HSS ajak seluruh elemen masyarakat berpartisipasi cegah karhutla
"Sekecil apa pun titik api harus cepat ditangani, edukasi masyarakat penting agar mereka sadar akan bahaya membakar lahan, dan tahu bagaimana bertindak cepat jika melihat api," ucapnya.
Tak hanya itu, perusahaan diminta agar tidak hanya membantu di sekitar wilayah operasional, tetapi juga turut serta menangani kebakaran di lokasi lain yang terdampak.
Pihaknya berharap , dengan kolaborasi aktif dan kepedulian bersama, maka risiko karhutla dapat ditekan dan dampaknya terhadap masyarakat dapat diminimalkan.
